WHO: Kaum Homo dan Transgender Paling Banyak terkena AIDS
WHO memperingatkan bahwa epidemi HIV/AIDS tidak akan dapat diatasi, kecuali apabila perebakan penyakit di kalangan homoseksual, orang-orang transgender, dan kelompok-kelompok rentan lainnya berkurang. Direktur bagian HIV/AIDS pada WHO, Dokter Gottfried Hirnschall, mengatakan homoseksual dan orang-orang transgender adalah yang paling banyak terkena AIDS sejak epidemi itu mulai 39 tahun lalu, dan ini terus berlangsung sampai sekarang.Ia mengatakan HIV muncul lagi baru-baru ini di kalangan homoseksual, khususnya di negara industri maju. Tetapi, ia mengatakan data menunjukkan munculnya epidemi baru HIV di kalangan homoseksual di Afrika, Asia, Karibia, Amerika Latin, dan Eropa Timur. “Fakta menunjukkan bahwa homoseksual diperkirakan 20 kali lebih mungkin tertular HIV daripada rata-rata populasi umum. Empat puluh persen homoseksual diperkirakan menderita HIV positif di sejumlah negara dan kawasan. Kita tahu bahwa populasi orang transgender juga banyak tertular. Tingkatnya berkisar dari 8 sampai 68 persen, jumlah yang luar biasa,” ujar Dokter Hirnschall dikutip Voice of America.
Dokter Hirnschall mengatakan pedoman baru WHO bertujuan membantu negara-negara dan masyarakat meningkatkan layanan yang diperlukan untuk mengurangi penularan baru di kalangan kelompok-kelompok yang rentan ini. Pedoman itu terdiri dari 21 rekomendasi, yang menyarankan cara-cara praktis memperbaiki akses untuk mencegah HIV, diagnosis, pengobatan dan perawatan.
Para pakar HIV mengatakan pedoman tersebut harus dianggap sebagai paket layanan yang komprehensif. Mereka menambahkan dampak terbesar pengurangan penularan HIV akan tampak apabila semua rekomendasi dijalankan. (roy/Hidayatullah.com)
Zionis Ancam Misi Kapal Freedom Flotilla 2
Petinggi militer Zionis-Israel mulai bersiap-siap menghalangi perjalanan Flotilla 2. Seorang yang namanya tak mau disebutkan menyatakan bahwa Tel Aviv memperingatkan setiap usaha angkutan laut para aktivis pro-Palestina untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. "Tidak akan ditemukan kapal menuju Gaza," demikian kata sumber itu yang juga dikutip Reuters.
Laporan menyebutkan, peringatan itu diarahkan kepada sebuah armada bantuan yang akan bertolak menuju ke Gaza pada pekan ketiga bulan Juni. Sumber Israel itu juga mengancam, "Jika pintu laut terbuka, Gaza akan dibanjiri dengan senjata dan roket."
Freedom Flotilla 2 akan berlayar ke Jalur Gaza pada akhir Juni ini, untuk mematahkan blokade ilegal Zionis Israel di wilayah itu. Salah satu penyelenggara armada bantuan ini, Insani Yardim Vakfi (IHH) yang berbasis di Turki, menyatakan pemberangkatan diatur agar sesuai dengan kondisi dalam negeri Turki.
“Kami akan berangkat ke Gaza akhir Juni, sesudah pemilu” yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni, demikian Salih Bilici, jurubicara IHH, sebagaimana dikutip Al-Ahram online baru-baru ini. Konvoi yang rencananya akan beranggotakan 15 kapal dan ratusan relawan dari 50 negara itu semula dijadwalkan bergerak akhir Mei, menandai setahun sudah sejak penyerangan Zionis terhadap Freedom Flotilla 1 yang mengakibatkan tewasnya sembilan relawan Turki pada 31 Mei 2010.
Misi ini tetap dinamai Freedom Flotilla dalam rangka mengenang serangan Zionis Israel pada tanggal 31 Mei 2010 yang menggugurkan sembilan aktivis Turki dan melukai sekitar 50 lainnya.
Panitia seleksi yang terdiri dari wakil 22 negara akan menyeleksi para pendaftar melalui beberapa tahapan. Diperkirakan, Freedom Flotilla 2 yang akan berangkat dari Brussels, Belgia, akan berkekuatan lebih dari 1500 relawan dari lebih 100 negara yang akan menumpangi 15 kapal barang dan penumpang.
Seperti dilaporkan Kantor Berita DPA hari Rabu (15/6) mengutip radio Israel menyatakan, berbagai unit militer merampungkan latihannya secara terpisah dan kini tengah melakukan manuver gabungan.
Militer Israel juga telah mengosongkan dua penjara untuk menampung aktivis konvoi Freedom Flotilla 2 jika mereka berhasil dicegat dan ditangkap. (roy/Hidayatullah.com)
0 comments