Imam Az-Zuhri

Posted by newydsui Tuesday, March 8, 2011
Imam Az-Zuhri
Oleh : Amar Syarifuddin, Lc

“Aku tidak menduga bahwa ada orang yang menguasai ilmu seperti Ibnu Syihab.” (Rabiah Ar-Ra’yi)

Dia adalah Muhammad bin Muslim bin Abdillah bin Syihab bin Abdillah bin Al-Harits bin Zuhrah bin Kitab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib. Seorang Imam yang luas ilmunya, al-Hafizh di zamannya, Abu Bakar Al-Qurasy Az-Zuhri al-Madani.

Ia lahir dikota Syam. Menurut Duhaim dan Ahmad bin Shaleh dia lahir pada tahun 50 Hijriyah, sedangkan menurut Khulaifah bin Khayyat dia dilahirkan pada tahun 51 Hijriyah. Dalam lembaran sejarah, ia lebih terkenal dengan sebutan imam az-Zuhri.

Ia dikaruniai usia panjang hingga berkesampatan untuk bertemu dengan sebagian shahabat Nabi, bertemu dengan 10 shahabat dan mengambil ilmu dari mereka. Ia meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Sahl bin Sa’ad, Saib bin Yazid dan beberapa sahabat lainnya.

Muhammad Az-Zuhri adalah gudang ilmu.

Tidak berlebihan jika ia dijuluki sebagai gudang ilmu. Karena imam Az-Zuhri memang menguasai berbagai macam disiplin ilmu. Berikut ini pernyataan dari beberapa ulama tentang keilmuannya:

Laits bin Sa’ad berkata, “Aku tidak mengetahui ada orang alim yang mengumpulkan banyak ilmu daripada Ibnu Syihab.”

Rabiah ar-Ra’yi berkata, “Aku tidak menduga bahwa ada orang yang menguasai ilmu seperti Ibnu Syihab.” Maksudnya, Muhammad Az-Zuhri.
Amr bin Dinar, “Aku belum pernah melihat seorang pun yang lebih mendalami ilmu hadits dari Ibnu Syihab.

Umar bin Abdul Aziz bertanya, “Apakah kalian mau menemui Ibnu Syihab (Imam Az-Zuhri)?” Mereka menjawab, “Kami akan melakukannya.” Dia berkata, “Temuilah dia, karena sesungguhnya tidak ada yang tersisa saat ini orang yang lebih tahu tentang sunnah Rasulullah daripadanya.”
Ad-Darawardi berkata, “Sesungguhnya orang yang pertama kali menyusun dan membukukan ilmu pengetahuan adalah Ibnu Syihab (Imam Az-Zuhri).”
Ahmad bin Hambal, berkata, “Az-Zuhri adalah orang yang paling kompeten dalam hadits dan yang paling baik sanadnya.” Dia juga berkata, “Az-Zuhri orang yang terbaik dalam hal hadis dan terbaik dalam hal isnad.”

Kedalaman ilmu tersebut tidak didapat imam Az-Zuhri secara gratis, dan bukan semata karena ia cerdas. Tetapi semua itu berkat kesungguhan dan kesabarannya dalam meniti berbagai sarana yang dapat menunjang keberhasilannya.
Demi ilmu, dia berani melakukan perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Dan jika ia masuk ke rumah, ia langsung bergelut dengan buku sehingga melupakan hal-hal lain. Ketika istrinya masuk. Muhammad Aaz-Zuhri selalu bersama bukunya. Sang istri sampai cemburu. Sang istri pernah berdiri disampingnya seraya berkata, “Demi Allah, kecemburuanku pada buku-buku ini lebih besar daripada tiga wanita?”

Ia juga selalu mendampingi para ulama. Ia pernah berkata, ”Hewan tungganganku berjalan mengiringi Said bin Musayyib selama delapan tahun.” Dan ketika dia menyertai Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, salah seorang ahli fiqih Madinah. Muhammad Az-Zuhri melayaninya layaknya seorang pembantu melayani tuannya. Ketika pembantu sebenarnya Ubaidillah pergi, Muhammad az-Zuhri datang mengetuk pintu. “Siapa di depan pintu,” tanya Ubaidillah.
Budak Ubaidillah menjawab, “Pelayanmu!”
Ubaidillah mengira pembantunya. Padahal, dia adalah Muhammad Az-Zuhri.

Imam Az-Zuhri juga rajin mencatat semua ilmu yang didengarnya. Abdurrahman bin Abi Az-Zinad berkata, “Aku saat itu sedang melakukan Thawaf bersama dengan Ibnu Syihab. Ibn Syihab membawa selembar kertas dan papan tulis, dia berkata “Dan kami tertawa bersama karenanya.”
Imam Az-Zuhri senantiasa mengulang dan mempelajari kembali ilmu yang didapat. Ya’kub bin Abdirrahman berkata, “Sesungguhnya Az-Zuhri pernah menuntut ilmu kepada Urwah dan yang lain, kemudian dia membangunkan seorang budak perempuannya yang masih tertidur, lalu dia berkata kepadanya. “Si Fulan sedang begini, begini.” Si budak itu berkata, “Apa ini?” dia kemudian berkata, “Aku telah tahu bahwa kamu tidak dapat memanfaatkannya, akan tetapi aku sudah mendengar (perkataan ini) dan aku ingin mengingatnya (mempelajarinya)”
Dia sangat memegang prinsip ini hingga dia berkata, “Ilmu pengetahuan sirna karena penyakit lupa dan tidak mempelajarinya.”

Imam Az-Zuhri juga dikaruniai Allah daya hafal yang sangat kuat. Bagi Az-Zuhri karunia ini adalah anugerah berharga yang sangat disuyukurinya. Dia berkata, “Tidak ada sesuatu pun yang diterima hatiku yang kulupakan.” Ia juga berkata, “Aku tidak pernah ragu terhadap hafalan hadisku kecuali satu hadis. Aku pun menanyakan pada salah seorang sahabatku. Ternyata persis seperti yang kuhafal.”

Muhammad Az-Zuhri tak hanya mengantungi banyak ilmu, tapi juga mengamalkannya. Suatu ketika Muhammad bin al-Munkadir melihatnya lalu berkata, “Aku melihat di antara dua mata Az-Zuhri ada tanda bekas sujud.” Ini menunjukan banyaknya ibadah sang imam.

Kedalaman ilmu fiqihnya.

Dia berbuka pada puasa Ramadhan ketika musafir. Namun saat hari Asyura’ ketika safar, dia justru berpuasa. Saat ditanya mengapa dia berbuka dan kadang berpuasa ketika musafir, ia menjawab, “Sesungguhnya puasa hari-hari Ramadhan bisa diganti dengan hari lain. Sedangkan hari Asyura’ tidak.”

Betapa indah ibadah ahli ilmu. Betapa indah ibadah para ulama. Betapa banyak orang alim ketika membaca Al-Qur’an mendapatkan kenikmatan yang tak didapat orang selain mereka. Dengan membaca Al-Qur’an, mereka mengetahui perintah-Nya dan memahami yang halal dan haram.
Ketika salah seorang saudaranya ditanya, apakah Az-Zuhri menggunakan minyak wangi, saudaranya menjawab, “Aku mencium minyak wangi dari langkah hewan kendaraan az-Zuhri.”
Bukanlah termasuk zuhud seseorang yang menolak perhiasan dunia. Zuhud adalah memakan yang halal tanpa berlebihan. Siapa yang makan yang baik dan melaksanakan Hak-Nya dan mengambil dari dunia sekadar yang ia butuhkan, itulah zuhud yang sebenarnya.

Muhammad Az-Zuhri biasa bergaul dengan para penguasa. Karenanya, para khalifah Bani Umayyah banyak yang memuliakannya. Suatu saat ia berada di suatu kaum yang mengeluh, “Kami mempunyai 18 wanita yang sudah lanjut usia. Mereka tak mempunyai pelayan.”
Imam Az-Zuhri segera memberikan 10000 dirham, dan menyiapkan 1000 dirham untuk pelayan mereka.

Raja’ bin Haywah pernah menasehatinya tentang kedekatannya dengan para penguasa Bani Umayyah, “Tidaklah engkau aman dari tangan-tangan mereka (maksudnya para penguasa Bani Umayyah).”
Imam Az-Zuhri berjanji untuk mengurangi kedekatannya. Ketika suatu saat, Raja’ menemuinya, Az-Zuhri sudah meletakan makanan dan meninggalkan manisan mereka. Raja’ berkata, “Wahai Abu Bakar, ini yang kami bedakan.” Lalu Az-Zuhri berkata,” Sesungguhnya, kedermawanan itu tidak bisa dengan coba-coba.”

Walaupun dekat dengan penguasa, hal itu tidak membuat imam Az-Zuhri mengekor. Ia tetap tegas menolak hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Suatu ketika, Sulaiman bin Yasar menemui Hisyan bin Abdul Malik.”Wahai Sulaiman!Siapa yang memanggul dosa besar dari golongan mereka?(maksudnya dari lawan Aisyah?)” tanya Hisyam. “Abdullah bin ubay bin Salul,” jawab Sulaiman.
“Engkau berbohong!Tapi Ali bin Abi Thalib.”
“Amirul Mukminin lebih mengetahui apa yang ia katakan,”jawab Sulaiman.
Ketika Imam Az-Zuhri menemui Hisyam, ia ditanya dengan pertanyaan serupa.”Abdullah bin Ubay bin Salul,” jawab Az-Zuhri.
“Engkau bohong!Tapi Ali bin Abi Thalib,”ujar Hisyam.

“Tidak. Seandainya ada seruan dari langit yang mengatakan bahwa Allah menghalalkan berbohong, aku tetap tidak mau berbohong. Dari Urqah bin Zubair, Said bin Musayyab, dan Ubaidillah bin Abdullah dari Aisyah bahwa orang yang memanggul dosa dari lawannnya adalah Abdullah bin Ubay bi Salul.”
Demikianlah. Imam Az-Zuhri tetap pada pendiriannya. Ia wafat dalam usia 72 tahun. Ia meninggal pada malam selasa, 17 Ramadhan tahun 124 Hijriyah.

Sumber:
101 Kisah Tabi'in
Hilyah Al-Auliya’ karya Abu Nua’im Al-Ashbihani
Sirah A’lam An-Nubala’ karya Adz-Dzahabi
dll

0 comments

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers