ZINA, KENIKMATAN YANG MEMBAWA SENGSARA

Posted by newydsui Tuesday, January 12, 2010
ZINA, KENIKMATAN YANG MEMBAWA SENGSARA

Oleh: Tengku Azhar, Lc.

Muqadimah

Pada suatu hari, setelah mendengar seruan adzan yang bergema di langit, “Hayya ‘alash-shalaah, hayya ‘alal falaah, ash-shalaatu khairum minan naum,”. Orang tersebut memenuhi panggilan ibadah shalat.
Dia keluar dari rumahnya, menghadapkan wajahnya menuju Rabb-nya. Bersamaan dengan itu, ia membawa sampah dalam sebuah kotak untuk dibuang ke tempatnya.
Namun betapa terkejutnya, tatkala ia hendak membuang sampah tersebut. Ia melihat pemandangan yang sangat menakutkan, seonggok bayi mungil yang baru dilahirkan dibuang di tempat sampah tersebut. Gemetarlah urat sarafnya, berguncanglah sekujur tubuhnya, bak terkelupas kulitnya dari badannya.
Tidak hanya sebatas itu, ada hal yang lebih mengerikan dan pahit terasa, sesosok bayi yang tak berdosa itu ternyata disembelih bak seekor lembu, kepalanya terlepas dari badannya. Alangkah ngerinya pemandangan tersebut. Bayi mungil itu ternoda dan terlumuri oleh darahnya sendiri, ia dibuang di tempat yang tak pantas lagi kotor. Lalu..., timbul sebuah pertanyaan –perkara yang pahit dan sangat menyesakkan-, “Karena dosa apakah ia dibunuh?”
Kejahatan apa yang dilakukan olehnya......?
Tindak kriminal apa yang diterjangnya.......?
Hingga dunia dipaksa untuk menerima balasan yang buruk dan amalan yang keji tersebut dalam waktu sekejap, dan merupakan ujung pengakhir hayat sesosok nyawa.
Hal tersebut adalah sejelek-jelek penyembelihan, penyembelihan yang haram dan tidak semestinya dilakukan oleh seorang manusia......?!
Buah dari kenikmatan yang diharamkan, sebuah lompatan dosa yang terjadi dalam sekejap, karena lemahnya iman dalam hati manusia, sebuah kelalaian akan kedekatan seorang hamba kepada Rabb-Nya Yang Maha Esa lagi Kuasa.
Hilanglah kenikmatan- kenikmatan, dan tinggal-lah tabiat yang jahat.....
Lenyaplah berbagai kesenangan, yang ada hanyalah kepedihan........
Menuruti syahwat dalam sesaat, kesengsaraan sepanjang masa.......
Berapa banyak kenikmatan yang berakhir dengan penyesalan dan berapa banyak pula syahwat yang melahirkan penderitaan........?!
Seorang penyair pernah bersenandung,
Hilanglah suatu kenikmatan........
Bagi orang yang mendapatkan kesuciannya
Dan tetaplah suatu dosa, sesuai dengan kejelekannya
Tiada kebaikan dari suatu kenikmatan yang ujungnya hanya ke Neraka
Kenikmatan hanyalah sekejap dari panjangnya urusan menghinakan yang akan dihadapi oleh seseorang di Akhirat kelak.
Tatkala keutamaan seseorang telah lenyap, hilanglah dari pandangan manusia. Tetapi ketahuilah bahwa hal itu akan tetap tampak di hadapan yang Maha Pencipta.
Suatu kejahatan yang tersembunyi di balik dinding, terhalang oleh tembok akan tetap tampak di hadapan Yang Maha Penyanyang lagi Pengasih......!
Bayi kecil tak berdosa yang dihasilkan dari hubungan haram tersebut mengakhiri hidupnya dengan penghujung yang menyakitkan.
Ummul Mukminin Maimunah –radhiyallahu ‘anha- berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Umatku senantiasa dalam keadaan baik, selama tidak tersebar di tengah-tengah mereka anak hasil perzinaan. Namun jika hal itu terjadi, dikawatirkan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menimpakan adzab-Nya secara merata.”
Wal’iyadzubillah.

Mengapa Perzinahan Kian Marak?

Maraknya perzinahan karena disebabkan beberapa faktor yang mendasar, diantaranya:
A. Lemahnya Iman
Iman yang lemah, sedikitnya kegiatan ke-agamaan, sedikitnya rasa takut dan malu kepada Allah merupakan sebab terjadinya perzinaan.
Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Tidaklah seorang yang berzina dikatakan sebagai muukmin tatkala ia berzina dan tidak pula seorang pencuri dikatakan beriman tatkala ia mencuri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam kesempatan lain, Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- juga meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Jika seseorang berzina, maka akan keluarlah keimanan darinya seperti halya suatu pelindung. Dan jika ia terputus, maka keimanannya akan kembali lagi.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Dalam melakukan berbagai kejahatan, mereka berusaha bersembunyi dari manusia yang sangat lemah. Mereka memalingkan pandangan dari orang-orang faqir, kemudian menampakkannya kepada Allah, mereka melakukannya tanpa rasa malu ataupun rasa takut kepada-Nya.
Dalam pandangan mereka, seolah Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih rendah dan hina daripada semua makhluk-Nya hingga mereka berani menampakkan kejahatan tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa’: 108).
Tsauban –radhiyallahu ‘anhu- meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Akan kuberitahukan, suatu kaum dari umatku yang datang pada hari Kiamat dengan kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, kemudian Allah menjadikannya binasa (lenyap).” Kemudian Tsauban –radhiyallahu ‘anhu- bertanya, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beri tahu kami akan ciri-ciri mereka agar kami tidak termasuk dari mereka sedang kami tidak mengetahuinya.”
Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:
“Sesungguhnya mereka adalah saudara kita dan dari jenis kita. Mereka juga shalat malam sebagaimana kalian, akan tetapi mereka adalah kaum yang melanggar larangan-larangan Allah (hal-hal yang diharamkan Allah).” (HR. Ibnu Majah).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah.” (QS. Nuuh: 13).
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya pada hal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar: 67).

B. ‘Uqubah (hukuman) dari Allah
Sebab lain yang dapat menjerumuskan seseorang kepada kejahatan ini adalah lalai dari balasan yang akan didapatkan di Akhirat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan kepada orang-orang yang berbuat zina, baik laki-laki maupun wanita.
Samurah bin Jundab –radhiyallahu ‘anhu- pernah menuturkan, “Apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hendak melaksanakan shalat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami. Kemudian bertanya kepada kami, ‘Siapakah di antara kalian yang pernah bermimpi pada suatu malam.’ Jika ada seseorang yang bermimpi kemudian ia menceritakannya kepada manusia, hendaknya ia mengucapkan, ‘Maa Syaa Allah’.”
Kemudian Samurah –radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Pada suatu hari kami menanyakan perihal itu kepada beliau.” Maka beliau bertaya kepada kami, “Apakah diantara kalian ada yang bermimpi?” Kami menjawab, “Benar.”
Lalu beliau melanjutkan perkataannya, “Adapun aku, pada suatu malam melihat dua orang yang kemudian menyeret tanganku dan membawaku ke Ardhu Muqaddasah (bumi Palestina).......”
Beliau menyampaikan hadits tersebut panjang lebar, sampai pada perkataannya, “Keduanya berkata, ‘Pergilah! Maka aku pergi menuju ke Tsuqub (sejenis cerobong) yang bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya luas. Di bawahnya ada kobaran api yang telah Allah sediakan bagi orang-orang, jika api tersebut mendekat, seketika mereka terangkat dan hampir saja mereka keluar. Namun, jika api itu padam, mereka kembali ke dalamnya. Di dalamnya ada kaum laki-laki dan wanita yang telanjang. Lalu aku bertanya, “Siapakah mereka ini,?” Keduanya menjawab, “Orang-orang yang engkau lihat dalam Tsuqub itu adalah para pezina.” (HR. Al-Bukhari).
Dalam riwayat lain, dari Abu Umamah –radhiyallahu ‘anhu- beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kemudian aku dilewatkan pada suatu kaum, mereka sangat mengembung perutnya dan baunya sangat busuk, seperti kakus. Aku bertanya, “Siapakah mereka.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Mereka itulah para pezina laki-laki dan wanita.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).
Cukuplah bagi para penghuni neraka untuk merasakan adzab dan balasan, berupa busuknya farji (kemaluan) para pezina di dalamnya.
Abu Musa Al-Asy’ari –radhiyallahu ‘anhu- menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Tiga golongan manusia yang tidak akan masuk jannah; peminum khamr, pemutus kekerabatan, dan orang yang percaya terhadap sihir. Adapun orang yang mati dalam keadaan meminum khamr, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyiraminya dengan air sungai Ghauthah.”
Ada shahabat yang bertanya, “Apakah sungai Ghauthah itu?” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawabnya:
“Ghauthah adalah sungai yang mengalir dari farji para pelacur/pezina. Dengan baunya penduduk neraka tersebut tersiksa.” (HR. Al-Hakim).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala digiring ke dalam naar lalu mereka dikumpulkan (semuanya). Sehingga apabila mereka sampai ke naar, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami’, kulit mereka menjawab: ‘Allah yang telah menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan’. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Rabbmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Jika mereka bersabar (menerima adzab) maka naarlah tempat diam mereka dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya.” (QS. Fushshilat: 21-24).

Inilah Jalan Keluarnya Wahai Saudaraku Yang Telah Berzina

Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- ia berkata, “Orang-orang Quraisy berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Berdo’alah kepada Rabbmu agar Dia menjadikan bukit Shafa itu emas untuk kami, jika ia menjadi emas maka kami akan mengikutimu.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdo’a kepada Alla.”Maka datanglah Jibril ‘Alaihissalam kepadanya seraya berkata: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menitip salam untukmu dan berfirman: “Jika engkau mau Allah Subhanahu wa Ta’ala akan jadikan bukit Shafa itu emas untuk mereka, maka bagi siapa yag kafir setelahnya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyiksa mereka dengan siksaan yang belum pernah Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada seorangpun dari penduduk bumi. Dan jika engkau mau akan Aku bukakakan untuk mereka pintu taubat dan rahmat-Ku. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Bahkan pintu taubat dan rahmat yang aku sukai.” (HR. Ahmad, dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani).

0 comments

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers