JANGAN DEKATI ZINA

Posted by newydsui Tuesday, January 12, 2010
JANGAN DEKATI ZINA
Tafsir QS. Al-Isra`: 32
Oleh: Tengku Azhar, Lc.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra`: 32)

Tafsir Ayat
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah –rahimahullah- dalam menafsirkan ayat ini berkata, “Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tentang kejinya zina, karena kata ‘fahisyah’ maknanya adalah perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang tinggi dan diakui kekejiannya oleh setiap orang yang berakal, bahkan oleh sebagian banyak binatang.
Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Shahihnya, dari Ami bin Maimun Al-Audi –radhiyallahu ‘anhu- ia berkata, “Aku pernah melihat –pada masa jahiliyah- seekor kera jantan yang berzina dengan seekor kera betina, kemudian datanglah sekawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati.”
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa zina adalah seburuk-buruk jalan, karena merupakan jalan kebinasaan, kehancuran dan kehinaan di dunia, siksaan dan adzab di akhirat.” (La Taqrabuz Zina, Ibnul Qayyim, hal. 5-6).
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- dalam menafsirkan ayat ini berkata, “Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan hamba-Nya untuk menjauhi perbuatan zina dan tidak sekali-kali mendekatinya, yaitu tidak mendekati segala bentuk dan sebab yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan zina.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5/285).

Beberapa sarana menuju zina

1. Ikhtilath (bercampur baurnya pria dan wanita seperti berpacaran dan lainnya)
Diantara penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam perbuatan zina adalah bercampur baurnya (ikhtilath) antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram di rumah-rumah, rumah sakit, tempat-tempat hiburan, tempat-tempat rekreasi, pasar, pusat-pusat perbelanjaan, sekolah-sekolah, perguruan tinggi-perguruan tinggi, rumah makan-rumah makan dan tempat-tempat lainnya yang merupakan penyebab datangnya kerusakan yang nyata ini.

Dari Uqbah bin Amir –radhiyallahu ‘anhu-, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam bersabda:
“Hindarilah oleh kalian mendatangi (rumah-rumah) wanita,” Berkata seorang shahabat Anshar, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bagaimana kalau wanita tersebut adalah ipar?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Ipar adalah kebinasaan.” (HR. At-Tirmidzi, no. 1171).

Sebagaimana kita saksikan hari ini apa yang terjadi di rumah-rumah kaum muslimin, terjadinya ikhtilath antara tuan rumah dengan para pembantu dan sopir pribadi mereka. Seorang tuan duduk bersama pembantu wanitanya, berduaan dengannya di dalam rumah, merayunya dan berlemah lembut kepadanya. Begitu pula pembantu wanitanya berbuat baik kepadanya, senang bila bersama dengannya, jatuh dalam pelukannya, begitupula sang tuan juga jatuh cinta kepadanya.

Syaitan telah memperindah dirinya di hadapan tuannya, membuatnya terpikat dengannya, menjerumuskannya ke dalam jeratan wanita tersebut, akhirnya diapun jatuh di bawah taklukannya, terjerumus di bawah rayuannya. Hal tersebut disebabkan kelalaian sang istri yang sibuk dengan urusan karirnya atau karena si istri tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

Berapa banyak perpecahan keluarga yang menyakitkan, terjadi di rumah-rumah kaum muslimin!
Berapa banyak istri yang lalai akan kewajiban dirinya terhadap suaminya, ketika dia bangun dari tidurnya dia mendapatkan suaminya sedang tidur bersama pembantu wanitanya?
Berapa banyak pemuda yang terjerumus ke dalam perbuatan hina dan nista ini ketika tidak ada pembatas pergaulan (hubungan) antara keluarga dengan orang-orang asing yang ada di rumahnya!
Dari Umar bin Khaththab –radhiyallahu ‘anhu- berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan wanita melainkan yang ketiganya adalah syetan.”(HR At Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Hakim)

Seorang pemuda jahat pernah menceritakan “Bahwasanya keluarganya memiliki seorang pembantu wanita yang kafir lagi pelacur. Pembantu itu telah menjerumuskan dirinya dan teman-temannya dalam perbuatan zina dan nista dengannya. Mereka pura-pura sakit agar tidak masuk sekolah dikarenakan wanita tersebut, berbohong kepada pihak sekolah agar mereka bisa duduk dengan wanita tersebut, mereka berlomba-lomba untuk melayani wanita tersebut dan melaksakan perintahnya karena ingin mendapatkan kenikmatan yang diberikan oleh wanita tersebut.”
Duhai malangnya! Wanita itu datang untuk melayani nafsu mereka, merekapun datang untuk memenuhi nafsu wanita tersebut. Beginilah hawa nafsu akan menghancurkan kehormatan, mendatangkan penyesalan dan mencampakkan pelakunya kepada kehinaan.
Sebagian orang-orang kaya sibuk mengurusi dunia dan tempat-tempat rekreasinya dari pada mengurusi kehormatan dan kemuliaan diri dan keluarganya. Dia serahkan kepada orang asing yang senantiasa bersama mereka kemana mereka suka, dan mengantarkan mereka kemana mereka minta, jika Anda tanyakan kepada mereka tentang kondisi keluarga mereka, mulut mereka akan ternganga, lalu mereka menggerakkan alisnya sambil berkata, “Saya tidak tahu!”
Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- pernah berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan wanita, kecuali bersama mahramnya.” (HR. Al-Bukhari, no. 4935).
Maka berdirilah seorang laki-laki seraya berkata: Ya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam! Istriku ingin menunaikan ibadah haji, padahal aku ingin berangkat kemedan perang! Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Kembalilah dan tunaikan haji bersama istrimu.”
Seseorang pernah merasa gundah ketika melihat sopir pribadi tetangganya yang senantiasa berduaan dengan istrinya, dia melihat kerusakan yang diberikan sang sopir kepadanya lebih banyak dari manfaatnya. Diapun mengungkapkan isi hatinya tersebut kepada tetangganya tersebut, namun justru tetangganya marah-marah kepada dirinya dan menuduhnya telah su’udzdzan kepada istrinya dan berniat tidak baik padanya.

Suatu hari, lelaki yang telah menyerahkan kehormatannya kepada sang sopirnya, tiba-tiba melihatnya telah memperdaya istrinya di dalam kamarnya dan berzina dengannya ketika dia tidak ada di rumahnya, ketika dia sibuk mengurus dunianya daripada keluarga dan kehormatannya, dan ketika dia tidak menghiraukan nasihat orang-orang yang mencintai dirinya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan jelek, harta yang karenanya menyebabkan hilang kehormatan dan kemuliaan!
Kan ku pertahankan harga diriku dengan hartaku dan tidak akan aku hancurkan.
Tidak ada berkah Allah dalam harta, yang karenanya hilang harga diri dan kehormatan.

2. Al-Haatif (Telphone)
Penyebab lain dari terjerumusnya seseorang ke dalam perbuatan zina adalah berhubungan melalui pesawat telphon, sebagaimana hari ini banyak dilakukan oleh pemuda dan pemudi Islam. Mereka saling mengobrol di swalayan-swalayan, sekolah-sekolah, pantai dan tempat-tempat lainnya dengan menggunakan pesawat telphon ini. Dengan benda ini pula akan menimbulkan fitnah diantara mereka. Mereka dapat mengontak melalui nomor yang ada ataupun meminjam teman-temannya dengan mudah baik di sekolahan, tetangga jahat yang menyimpang ataupun dari kerabat mereka yang jahat.
Mulailah misi kejahatan dilancarkan melalui telphon ini, ia perindah sifatnya kepada wanita yang menjadi mangsanya, ia bohongi wanita tersebut dengan rayuan-rayuan gombalnya, ia tipu wanita tersebut dengan pujian-pujian dustanya.
Dia tipu wanita tersebut dengan suaranya yang lembut
Dengan rayuan-rayuan gombalnya ia puji wanita tersebut
Maka wanita itupun takluk dibawah rayuan laki-laki yang tak dikenalnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk (melembutkan suara) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 32)
Lelaki itu terus merayunya hingga mencampakkannya ke dalam jurang yang membinasakan, bahkan jika dia terjerumus kedalamnya itu bisa menyebabkan kematiannya. Tak hanya itu lelaki itu menodai kehormatannya, merendahkan kemuliaannya, dan merampas kesuciannya, setelah ia puas dan mendapatkan apa yang diinginkannya, lelaki itupun meninggalkan dirinya dan pergi untuk mencari mangsanya yang lain. Tinggallah kini wanita tersebut dengan penderitaannya, diliputi dengan berbagai macam siksaan dalam dirinya.

Inilah awal ia merasakan hari-hari menanggung pedihnya perbuatan dosa, perasaan takut akan terbongkarnya aib, dan menatap hari dengan angan-angan kosong, atau awal ia masuk kealam dunia bebas dan penyimpangan yang gelap gulita. Wal’iadzubillah.
Wallahu A’lamu bish Shawab
Reference:
1. Tafsir Ibnu Katsir, Imam Ibnu Katsir.
2. La Taqrabuz Zina, Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.
3. Dan lain-lain.

0 comments

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers