Seorang komandan Israel dari Brigade Penerjun Payung telah mengundurkan diri dari militer setelah terungkap bahwa ia melakukan beberapa pelecehan seksual terhadap bawahannya. Komandan itu telah melecehkan sekitar 15 tentara saat mereka sedang ditempatkan di basis pelatihan di Israel, seperti dilaporkan kantor berita Iran PressTV mengutip dari laporan Ynet. Beberapa kolega perwira komandan yang mengetahui hal ini kemudian melaporkan kepada atasan mereka dan memerintahkan penyelidikan atas kasus tersebut.
Komandan Israel itu akhirnya diminta untuk dibebastugaskan setelah dia dipanggil untuk investigasi. Namun, tidak satupun dari tentara yang dilecehkan berani mengajukan keluhan, mungkin karena takut. Kini polisi militer sedang meninjau kasus ini untuk melihat apakan investigasi kriminal penuh harus dilakukan. [roy/muslimdaily.net]
Buka Puasa di Forum Kristen, Musdah Mulia Minta Depag Tak Tangani Pendidikan
Campur tangan Kementerian Agama dalam dunia pendidikan dituding sebagai biang diskriminasi agama yang menimbulkan kebencian. Karenanya, minta Departemen Agama diminta tak menangani pendidikan di Indonesia, agar pendidikan menjadi satu atap di Departemen Pendidikan. Hal itu diungkapkan Musdah Mulia dalam Seminar bertema “Tuhan Tolong Pulihkan Bangsa Kami” yang diadakan Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) bekerjasama dengan Perhimpunan Pelayan Penjara PGI.
Menurut tokoh pluralis dan direktur eksekutif Indonesian Conference on Religion and Pease (ICRP) ini, diskriminasi agama merupakan dampak dari pendidikan yang diatur oleh dua departemen, yakni Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Agama (Kemenag). Padahal, sebenarnya pendidikan di Indonesia cukup satu atap, yakni ditangani oleh Kemendiknas, bukan kementerian agama.
“Diskriminasi agama terjadi karena problem dalam pendidikan kita di bawah dua atap, agama dan negara sehingga pendidikan kita terbelah. Dengan sistem yang terbelah ini membuat anak-anak juga terbelah,” kata Musdah dalam seminar yang diadakan di Jakarta, Jum’at (5/8/2011) yang dihadiri sekitar 200 orang.
Musdah menambahkan, berdasarkan penelitian ICRP, akibat dari pendidikan dua atap menimbulkan kebencian. Ironisnya, hal ini dibiarkan berlangsung oleh pemerintah.
“Kita jangan mengharapkan dunia pendidikan kita untuk membangun toleransi. Kita harus mulai dari keluarga kita untuk membangun toleran,” ujar dosen dan guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) itu. “...Kita hanya memperlakukan Tuhan sebagai mesin cuci... mengaku sebagai orang beragama tapi pelakunya lebih dahsyat dari setan...”
Musdah juga mengajak semua untuk jangan diam tapi harus berani berteriak jika negara melakukan diskriminasi. “Kita hanya memperlakukan Tuhan sebagai mesin cuci. Setiap hari Jumat dan hari Minggu orang padati gereja dan masjid, tapi tak sesuai dengan imannya. Bahkan mengaku sebagai orang beragama tapi pelakunya lebih dahsyat dari setan. Semakin kita beragama semakin tidak manusiawi,” tegas profesor wanita yang kerap dijuluki ‘Ratu Sepilis’ itu.
Acara yang dihadiri oleh Ahmad Syafi’i Ma’arif (mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah) dan Theophilus Bela (ketua FKKJ itu ditutup dengan buka puasa bersama. (roy/voa islam.com)
0 comments