Dua Mata Pedang Syetan
Ketika Syetan dikeluarkan dari Jannah Allah ta'ala, Iblis memelas pada Allah, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalangi-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus." (QS. al-'Araf:16)
Dengan sumpah inilah dia terus menggoda manusia sampai hari ini, tak pernah putus harapan. Ia mampu menjadikan ragu seorang hamba antara dua pilihan yang keduanya salah dan bathil, itulah yang sering disebut oleh para ulama dengan istilah ifrath dan tafrith. Ibnu Qoyyim berkata, "Para ulama salaf telah mengatakan, bahwa tidak ada satu perintah Allah pun kecuali syaithan telah membuat dua perangkap: apakah akan terjebak dalam tafrifh (lalai), atau ifrath (berlebihan). Syaitan tidak memperhatikan dengan yang mana dia akan tergoda."
Pernah tiga seorang shahabat yang dengan tulus menginginkan sebuah pahala: yang pertama mengatakan, "Saya tidak akan pernah memakan daging." Yang kedua mengatakan, "Saya tidak akan pernah menikahi wanita." Dan yang ketiga mengatakan, "Saya tidak pernah tidur di atas tempat tidur." Tapi bagaimana sikap Nabi ketika mengetahui hal demikian. Justru beliau mengatakan, "Mengapa mereka mengatakan ini dan ini, padahal saya shaum dan berbuka, tidur dan bangun, memakan daging, dan menikahi wanita. Maka barangsiapa yang benci dengan sunnahku maka bukan dari golonganku." (HR. Bukhari Muslim)
Jadi, Nabi tidak memandang apa yang dilakukan shahabat tadi terpuji, tapi tercela. Sebaliknya Nabi pun tidak memandang baik mereka-mereka yang tidak melaksanakan qiyamullail, atau terjebak dengan fitnah wanita setelah melaksanakan pernikahan. Maka Nabi pun mencontohkan tetap nikah tanpa terperangkap dalam fitnah wanita, dan tetap tidur juga melaksanakan qiyamullail.
Kedua perangkap itu bak mata pedang syetan yang siap menusuk dari dua arah yang berlawanan. Dengan alasan menghindari kesesatan, malah terjerumus pada kesesatan yang satunya. Jalan Allah hanya satu yaitu jalan yang lurus. Jangan belok ke kanan karena menghindari yang kiri, atau sebaliknya ke arah kiri karena menghindari jalan yang ke kanan. Allah ta'ala berfirman, "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa." (QS. al-An'am: 153)
0 comments