Mahasiswa AS Ditahan karena Belajar Bahasa Arab
WASHINGTON--Seorang mahasiswa AS ditahan di bandara karena kedapatan membawa kartu-kartu bertuliskan bahasa arab. Nicholas George mahasiswa asal California yang berusia 22 tahun itu, sempat diinterogasi selama lima jam dikaitkan dengan terorisme.
Ia sempat diborgol dan diperlakukan layaknya pesakitan. George melalui Organisasi pembela hak-hak sipil, American Civil Liberties Union (ACLU), kemudian mengajukan tuntutan terhadap agen FBI dan polisi. Akibat penahanan di bandara itu, George ketinggalan pesawat ke California dan terpaksa bolos kuliah.
Ia juga memprotes penahanannya yang dikaitkan dengan buku yang dibawanya, yang berjudul "Rogue Nation: American Unilateralism and the Failure of Good Intentions," karangan Clyde Prestowitz. Pemeriksaan yang dilakukan oleh staf Administrasi Keamanan Transportasi AS (TSA) menahan George dan ia merasa hal itu merupakan pelecehan berat. Selama berjam-jam ia dicecar pertanyaan seputar pandangannya mengenai peristiwa 9/11.
George ditanya apakah dia tahu "siapa yang melakukan 9 / 11," bahasa apa yang digunakan pemimpin Al Qaidah Osama bin Laden dan mengapa kartu-kartu bahasa inggris-arab itu "mencurigakan."
Ia kemudian diborgol dan ditinggalkan di sel terkunci selama dua jam sebelum dua agen FBI menginterogasinya. ACLU menambahkan bahwa klien mereka tidak pernah diberitahu tentang hak-haknya atau menjelaskan mengapa ia ditahan. George mengambil jurusan fisika sekaligus studi Timur Tengah belajar di Pomona College, California. Saat diinetrogasi, ia juga ditanyai tentang perjalanannya ke negara-negara muslim dan berbahasa Arab, termasuk Yordania di mana dia menghabiskan satu semester belajar di luar negeri, dan yang juga dicecar mengenai siapa saja yang ia temui di sana.
Dengan menggunakan kartu-kartu kecil, bertuliskan huruf arab di satu sisi dan artinya dalam bahasa inggris di sisi lain, ujar George, sangat membantunya belajar bahasa. George mengaku belajar bahasa Arab karena bahasa ini digunakan oleh puluhan juta orang di seluruh dunia dan ia menganggap tidak ada salahnya dengan itu. "Apa salahnya belajar baasa Arab," tukasnya.
Pengacara ACLU menganggap langkah ini merupakan pelecehan dan hambatan bagi para pengguna transportasi udara, buang-buang waktu dan pelanggaran Undang-Undang Dasar."
0 comments