Dua Syarat Ubudiyah

Posted by newydsui Wednesday, March 31, 2010
Dua Syarat Ubudiyah
Oleh : Imtihan Asy Syafi'i, MIF

Ubudiyah atau menghamba kepada Allah makna asalnya adalah tunduk kepada-Nya. Namun, ubudiyah yang diperintahkan adalah ketundukan yang mencakup makna puncak cinta dan puncak ketundukan kepada Allah.
Seseorang yang tunduk kepada orang lain namun disertai rasa benci kepadanya tidaklah dikatakan beribadah kepadanya. Demikian pula sebaliknya, barang siapa mencintai sesuatu namun tidak tunduk kepadanya, ia pun tidak beribadah kepadanya sebagaimana seseorang yang mencintai anaknya atau temannya.

Yang paling Dicintai
Oleh karena itulah, ibadah kepada Allah harus memenuhi kedua unsur ini—ketundukan dan cinta. Bahkan, Allah haruslah menjadi yang paling dicintai oleh seorang hamba, melebihi cintanya kepada segala sesuatu; dan menjadi yang paling diagungkannya, melebihi pengagungannya kepada segala sesuatu. Hanya Allah yang berhak atas cinta dan ketundukannya yang sempurna. Segala sesuatu yang dicintai karena selain Allah, cintanya rusak. Segala sesuatu yang diagungkan tanpa ada perintah Allah, pengagungannya pun rusak. Allah berfirman,
“Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya!’.” (Q.S. at-Tawbah: 24)
Seluruh cinta—pada asalnya—hanya untuk Allah dan Rasulullah, sama seperti ketaatan. Ketaatan hanya boleh diserahkan kepada Allah dan Rasulullah. Berharap keridhaan—pada asalnya—hanya boleh kepada Allah dan Rasulullah.
“Padahal Allah dan Rasul-Nya yang lebih patut mereka cari keridhaannya.” (Q.S. at-Tawbah: 62)
Ibadah dan berbagai makna yang sesuai dengannya seperti tawakal, khawf (takut), dan yang semisal dengannya hanya boleh ditujukan kepada Allah saja. Allah berfirman,
“Katakanlah, ‘Wahai ahli Kitab! Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa kita hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai rabb selain Allah!’ Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah, kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’.” (Q.S. Ali ‘Imran: 64)
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata, ‘Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya. Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah.’ (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” (Q.S. at-Tawbah: 59)
Seorang hamba adalah seorang yang diperhamba oleh Allah, ditundukkan, diatur, dan diarahkan. Dengan pengertian ini, semua makhluk adalah hamba Allah, baik yang berbakti maupun yang durjana, baik yang beriman maupun yang kafir, baik penghuni surga maupun penghuni neraka. Allah adalah Rabb dan Penguasa mereka semua. Tidak ada satu pun yang keluar dari kehendak, kuasa, dan kalimat-Nya yang sempurna. Kalimat-kalimat yang tak terlanggar oleh orang yang baik maupun orang yang bejat. Apa saja yang dikehendaki Allah pasti terjadi meskipun mereka tidak menghendakinya. Sebaliknya, apa saja yang mereka kehendaki, jika tidak dikehendaki oleh Allah, tidak akan pernah terjadi. Allah berfirman,
“Maka apakah mereka mencari din selain din Allah, padahal kepada-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi menyerahkan diri, baik dengan suka maupun terpaksa. Dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (Q.S. Ali ‘Imran: 83)

Logika Ketundukan
Allah swt. adalah Rabb seluruh alam, Pencipta, Pemberi rizki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang Membolak-balikkan hati, dan Yang Menggonta-ganti urusan mereka. Tidak ada Rabb selain-Nya. Tidak ada Pemilik selain-Nya. Tidak ada Pencipta selain-Nya. Hal itu baik mereka mengakuinya maupun mengingkarinya, baik mereka mengerti maupun tidak mengerti. Hanya, orang-orang yang beriman mengerti dan mengakuinya. Berbeda dengan orang yang bodoh akan hal itu atau menolaknya lantaran sombong dan enggan kepada Rabb-nya, ia tidak mengakuinya dan tidak mau tunduk kepada-Nya, padahal ia tahu bahwa Allah adalah Rabb dan Penciptanya.
Mengetahui tentang Allah, jika disertai dengan keengganan untuk menerimanya dan pengingkaran terhadapnya, sejatinya adalah siksa bagi orang yang mengetahui itu. Allah berfirman,
“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. an-Naml: 14)
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah: 146)
“(Janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.” (Q.S. al-An’am: 33)
Jika seorang hamba mengakui bahwa Allah adalah Rabb dan Penciptanya, bahwa ia faqir dan membutuhkan-Nya, berarti ia telah mengerti ubudiyah yang berkaitan dengan rububiyah Allah. Hamba yang begini akan memohon kepada Rabb-nya, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan bertawakal kepada-Nya. Namun, terkadang ia menaati perintahnya dan terkadang pula melanggarnya. Terkadang ia beribadah kepada Allah dan terkadang beribadah kepada setan dan berhala-berhala. Ubudiyah seperti ini tidak membedakan antara penghuni surga dan penghuni neraka. Ubudiyah seperti ini tidak membuat seseorang menjadi mukmin. Allah berfirman,
“Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan juga masih mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (Q.S. Yusuf: 106)
Wallahu a’lam

0 comments

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers