Akhir Dari Sebuah Ketamakan

Posted by newydsui Wednesday, February 3, 2010
Akhir Dari Sebuah Ketamakan
Oleh : Ummu Hanan Dzakiya

Dalam kitab Nawadiru Minat Tarikh (Hal-hal yang jarang terjadi dalam sejarah) karangan Ustadz Shaleh Az Zimam disebutkan:


Bahwa seorang Syekh yang bernama Abdur Rahman bin Abdul Aziz As Salim menceritakan sebuah kisah yang menakjubkan: Bahwa dirinya pernah melihat seorang yang sudah tua renta. Orang tua itu bekerja sebagai tukang jahit pakaian laki-laki. Setelah ia perhatikan dengan seksama, orang tua itu selalu memasukkan jarinya ke mulut setiap kali selesai menusukkan jarum. Kemudian ia meniup-niupnya, seolah ingin mendinginkannya.

Kemudian aku mendekatinya dan secara diam-diam aku tanyakan padanya tentang kelakuan anehnya. Ia berkata, “Anakku, di jari-jariku ini ada panas yang sangat menyengat sejak sepuluh tahun yang lalu.” Alangkah kagetnya aku mendengar penuturannya ini. Aku bertanya lagi, “Apakah rasa panas itu berasal dari indera perasa di tangan Anda?” Ia menjawab, “Bukan, tetapi seperti ada api yang membakarnya.” Dengan terheran-heran aku bertanya lagi, “Api sejak bertahun-tahun?” Sang kakek akhirnya bercerita.

“Anakku, api itu aku rasakan sejak tahun sekian sekian. Ketika itu, aku melihat salah seorang kerabatku tengah menghadapi sakaratul maut. Saat itu adalah masa-masa paceklik dan kelaparan. Ketika setengah sadar, saat kondisi sekarat kerabatku itu berkata, “Ambilkan aku sebutir kurma.”

Kukatakan kepadanya, “Apakah kamu bisa memakannya?”
“Bisa,” jawabnya.
Ia terus meminta kurma itu. Aku sendiri merasa senang dengan permintaan tersebut. Akhirnya aku ambilkan sedikit kurma, lalu ia berkata kepadaku, “Aku harap Engkau mau menjauh dariku, biarkan aku sendiri!”

Aku menuruti saja permintaannya. Aku menjauh da bersembunyi di balik pintu sambil mengamati apa yang akan dikerjakannya. Tiba-tiba saja ia membolak-balikkan badannya dan seperti menahan rasa sakit yang luar biasa, sejurus kemudian ia membuka tali celana pada perutnya dan mengeluarkan beberapa keping uang pound emas. Kemudian ia mengupas bagian luar daging kurma dan memasukkan sekeping uang pound kedalamnya sebelum mengunyah dan menelannya. Hal itu ia lakukan dengan susah payah. Akhirnya ia meninggal dunia sebelum menelan semua uang poundnya.
Melihat itu, aku segera menghampirinya dan kupungut sisa-sisa uang pound yang masih tersisa. Aku memutar otak, bagaimana cara mengeluarkan uang pound yang sudah terlanjur ia telan tadi, sebab aku merasa sangat membutuhkannya. Akhirnya aku mengambil sebilah pisau lalu aku belah perutnya. Dan benar saja… aku melihat beberapa keping uang pound. Maka kuulurkan jari-jariku untuk mengeluarkannya. Tiba-tiba saja hawa panas menghanguskan tangan dan jari-jariku. Panas itu serasa tujuh kali lipat api biasa. Kontan saja aku merasa sangat takut dan was-was. Kemudian aku menggenggam tanganku. Anakku, rasa panas itu masih aku rasakan hingga hari ini.”

Tamak terhadap dunia
Pembaca, itulah gambaran orang yang begitu tamak terhadap harta dunia. Sampai-ampai ketika mau matipun ia masih teringat dengan harta yang selama ini dikumpulkannya. Ia tidak rela jika ada orang lain mewarisinya. Kalau bisa semua hartanya akan ia bawa ketika ajal tiba. Mungkin ia berpikiran, kenapa aku yang capek bekerja namun justru orang lain yang menikmatinya.
Itulah sifat manusia, selalu tamak terhadap dunia. Rasulullah saw bersabda:
لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya anak keturunan Adam memiliki dua lembah harta niscaya dia masih akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari)
Mencintai dunia dan rakus harta adalah penyakit paling berbahaya. Untuk mendapatkan dunia, berapa banyak orang yang tidak mempedulikan lagi halal dan haram dalam mendapatkannya. Segala cara akan ditempuhnya asalkan tercapai apa yang diangankannya.
Tidak berlebihan jika dikatakan, segala bentuk kejahatan bermuara dari kerakusan terhadap dunia dan gaya hidup materialisme. Perampokan, perjudian, riba, penjualan bayi, narkoba, KKN, korupsi dan lainnya dan segala bentuk tindakan kriminal selalu bertalian erat dengan kerakusan terhadap harta dan materi. Rasulullah SAW mengingatkan tentang bahayanya: "Dua serigala lapar yang dikirim kepada kambing tidak begitu berbahaya dibanding kerakusan seseorang tehadap harta dan kedudukan." (H.R. Tirmidz).

Sikap terhadap harta
Harta merupakan ujian dan cobaan. Dengan harta seseorang bisa menggapai surga dan karena harta pula seseorang bisa terjerembab ke dalam api neraka.
Ada dua kelompok manusia dalam memberlakukan harta: Mereka yang meletakkan harta di dalam hatinya. Mereka akan berusaha menggenggam erat harta yang dimilikinya, meski disaat orang lain sangat membutuhkannya. Sebagaimana kisah di atas.
Ada satu golongan manusia lagi, mereka meletakkan harta di tangannya bukan di hatinya. Bahkan ia melepaskan begitu saja dengan lapang dada. Ia menginfakkannya sepanjang siang dan malam dalam rangka ketaatan kepada Allah dan mencari keridhaannya. Tidak pernah sedikitpun ada kekhawatiran dalam hatinya akan berkurangnya harta. Ia ingin menggapai kebahagian sempurna dan takwa.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahui.” (QS. Ali Imran: 92)

0 comments

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers