SYAHADAT RASUL (Memahami makna dan hakikat syahadat Rasulullah)

Posted by newydsui Wednesday, February 3, 2010
SYAHADAT RASUL
(Memahami makna dan hakikat syahadat Rasulullah)

Muqadimah
Pada akhir-akhir ini, kita dapatkan serangan bertubi-tubi menimpa Nabi kita yang mulia Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Serangan itu tidak hanya datang dari orang-orang kafir saja, bahkan justru datang dari orang-orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan belabel Islam. Dari gambar karikatur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kartunnya, videonya, hingga orang-orang yang mengaku dirinya adalah seorang Nabi dan Rasul sangat kerap kita temukan. Ironisnya, sebagian besar kaum muslimin diam seribu bahasa, tidak ada sedikitpun reaksi ‘pembelaaan’ mereka terhadap kehormatan Rasul-Nya. Jangan-jangan keimanan mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanyalah ‘lipstik’ pemanis bibir, yang dapat memudar begitu saja ketika terkena air atau sesuatu yang membasahinya. Dunia dan kemewahannya telah memudarkan keimanan banyak kaum muslimin. Sehingga setiap sesuatu ‘senantiasa’ mereka ukur dan nilai dengan kemewahan dunia. Jika menguntungkan dunia mereka, maka mereka akan membelanya mati-matian, sekalipun itu batil dan bertentangan dengan syariat Allah dan Rasul-Nya. Namun, jika sesuatu itu akan merugikan dunia mereka maka mereka akan menjauhinya dan acuh tidak acuh, meskipun itu adalah sesuatu yang haq.

Karenanya, justru kita dapatkan ketika ada sebagian kaum muslimin yang memberikan ‘secuil’ reaksi pembelaan mereka kepada kehormatan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka banyak kaum muslimin yang membenci mereka, menuduh mereka dengan tuduhan yang keji, dan memberikan kepada mereka gelar-gelar yang tidak pantas…wal’iyadzu billah. Sudah separah itukah ‘penyakit’ yang menimpa iman kaum muslimin??

Tak Kenal Maka Tak Sayang, Tak Sayang Maka Tak Cinta
Jauhnya kecintaan kaum muslimin terhadap Nabi dan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dikarenakan mereka tidak mengenal Rasul-Nya dengan baik. Syahadat Rasul yang mereka ucapkan pun ‘terkesan’ hanyalah simbolis ke-Islaman mereka, tidak lebih dari itu. Padahal, jika seseorang telah bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Nabi dan Rasul-Nya, maka orang tersebut dituntut untuk memenuhi konsekwensi dan kewajiban-kewajibannya.

Di antara konsekwensi syahadat Rasul yang mesti kita penuhi adalah sebagai berikut:
1. Mentaati seluruh yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
2. Membenarkan semua yang dikhabarkan oleh beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
3. Menjauhi dan menghindari semua yang dilarang olehnya.
4. Tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dengan apa yang disyari’atkan oleh beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
5. Meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Rasul Allah untuk seluruh manusia (bukan hanya untuk satu golongan umat manusia).
6. Meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanyalah seorang hamba biasa yang tidak berhak untuk disembah.
7. Meyakini bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah berdusta (dalam menyampaikan risalah).
8. Wajib mentaati dan mengikuti beliau.
9. Meyakini bahwasanya siapa saja yang mentaatinya pastik akan dimasukkan ke dalam jannah.
10. Meyakini bahwasanya siapa saja yang bermaksiat kepadanya (mengingkarinya) pasti akan dimasukkan ke dalam neraka.
11. Meyakini, bahwasanya apa saja yang disampaikan oleh beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah hak dan bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Lihat Kitab, Al-Islam Ushuluhu wa Mabadi`uhu: 1/169).

Umar bin Khaththab –radhiyallahu ‘anhu- pedangnya kerap ‘akan’ memenggal para penghina Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari Abu Sa’id Al-Khudri –radhiyallahu ‘anhu- ia berkata, “Ketika kami bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang sedang membagi-bagikan ghanimah, datanglah Dzul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, seraya berkata, “Wahai Rasulullah, berlaku adillah.”
Rasulullah menjawab, “Celaka kamu, siapa yang akan berbuat adil jika aku tidak adil. Sungguh aku telah menipu dan merugi jika tidak berbuat adil.” Melihat hal itu Umar bin Khaththab berkata, ‘Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal leher orang ini!’ Rasulullah menjwab, “Biarkan dia.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- ia berkata, “Seorang laki-laki dari ahli kitab datang dan berolok salam kepada Nabi Muhammad dengan kalimat assamu ‘alaikum (kematian untuk Anda). Maka Umar berkata, ‘Wahai Rasulullah bolehkah aku menebas batang lehernya?’ Rasulullah menjawab, ‘Jangan! Jika dia mengucapkan salam yang sama kepada kalian maka jawablah, ‘wa alaikum’ -dan begitu pula untuk Anda-.” (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya. Dinyatakan hasan oleh Al-Arna`uth).

Membela Kehormatan Rasulullah Semampu Kita
Setiap muslim dan muslimah wajib menolong Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qura`n), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 175)
Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)
Barangsiapa yang hari ini tidak turut menyertai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berarti dia telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Anfal: 27)
Dan firman-Nya, “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa`: 115).
Maksudnya barangsiapa yang menyelisihi jalannya Rasulullah setelah Allah mengenalkan jalan tersebut kepadanya maka inilah tempat kembalinya.

Inilah titik awal untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Sungguh kisah ke-Islaman Hamzah bin Abdul Muthallib dengan kondisi kita hari ini sangat jauh.
Sebab keIslaman Hamzah adalah karena Abu Jahal telah menyakiti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sementara Hamzah sendiri sedang dalam berburu. Maka sekembalinya beliau dari berburu, beliau diberi tahu oleh istrinya apa yang telah dilakukan oleh Abu Jahal kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mendengar hal itu Hamzah pun marah, segera dicarinya Abu Jahal sebelum sempat masuk ke dalam rumahnya dan dipundaknya masih tergantung busur yang digunakan untuk berburu. Setelah mendapati Abu Jahal yang sedang berada di majlis Quraisy, tanpa berkata apa pun Hamzah langsung memukul kepala Abu jahal dengan busurnya hingga dia terluka. Kemudian Hamzah berkata, “Kamu berani memaki keponakanku padahal aku berada dalam agamanya?”

Melihat peristiwa itu orang-orang Bani Makhzum membangkitkan kemarahan Abu Jahal, dan orang-orang Bani Hasyim membangkitkan kemarahan Hamzah. Hamzah berkata, “Agamaku sama dengan agama Muhammad, aku bersaksi bahwa dia adalah Rasul Allah. Demi Allah aku tidak akan berpaling dari agamanya. Jika kalian memang berani cegahlah aku?”
Abu Jahal berkata, “Biarkan Abu ‘Imarah, aku telah memaki keponakannya dengan makian yang amat buruk.” (Mukhtashar Sirah Ibnu Hisyam, hal. 67)
Keislaman Hamzah semakin memperkuat posisi Rasulullah dan kaum muslimin dan mengecilkan nyali orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy tahu bahwa Hamzah akan membelanya. Saksikanlah sikap patriotisme dari Hamzah!! Mengapa hari ini kita tidak mengambil sikap seperti itu dan kita berkata, “Tidak ada yang lain kecuali Rasulullah.” Bukankah kita mencintainya? Tidakkah kita iri kepada Hamzah? Bukankah kita akan menebusnya dengan ayah dan ibu kita?

Tidakkah peristiwa-peristiwa yang telah kami paparkan di atas dapat membangkitkan semangat kaum muslimin hingga mereka yang selama ini tertidur lelap, terlena dengan berbagaimacam acara TV, video klip, tayangan mengumbar aurat dan tayangan maksiat lainnya tersadar. Musuh-musuh Islam telah merampas tanah kita, merenggut harga diri kita, membunuh anak-anak, menindas dan melarang hijab, mencela dan mencaci Islam; menuduh bahwa Islam adalah agama radikal; teroris; dan agama yang haus darah. Dan hari ini, untuk kesekian kalinya mereka menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun kaum muslimin diam seribu bahasa. Andaikan mereka bergerak, gerakan tersebut hanya semangat belaka yang sangat jauh dari solusi yang tepat.

Balasan Allah Bagi Para Penghina Rasulullah
A. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyegerakan siksa bagi para penghina Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Abdullah Ibnu Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Rasulullah pernah shalat di sisi Ka’bah, sementara Abu Jahal dan teman-temannya sedang duduk-duduk. Tiba-tiba di antara mereka ada yang berseru, “Siapakah di antara kalian yang mau membawa kotoran bani Fulan, lalu meletakkannya di punggung Muhammad ketika dia sedang sujud?”

Bangkitlah orang paling celaka, yaitu ‘Uqbah bin Abi Mu’ith. Dia pun datang membawa kotoran (isi perut) onta lalu memperhatikan beliau. Ketika beliau sedang sujud kepada Allah, ‘Uqbah segera meletakkan kotoran tersebut di punggung Rasulullah di antara dua pundaknya. Ketika itu aku melihat dan tidak membelanya, karena seandainya aku melakukan pembelaan, tidak akan berguna pembelaan tersebut. Kemudian mereka tertawa-tawa dengan penuh kesombongan, sementara Rasulullah tetap bersujud tidak mengangkat kepalanya hingga Fathimah –radhiyallahu ‘anha- datang dan membersihkan kotoran tersebut dari punggung beliau. Kemudian beliau bangkit dan berdo’a:
“Ya Allah, binasakanlah orang-orang Quraisy.” Tiga kali. Do’a tersebut sangat memberatakan mereka, karena mereka yakin bahwa do’a yang diucapkan di Negeri tersebut mustajab. Kemudian Rasulullah menyebutkan nama-nama mereka:
“Ya Allah, binasakanlah Abu Jahal bin Hisyam, binasakanlah ‘Utbah bin Rabi’ah, binasakanlah Syaibah bin Rabi’ah, binasakanlah Al-Walid bin ‘Utbah, Umayyah bin Khalaf dan binasakanlah ‘Uqbah bin Abi Mu’ith.’

Beliau menyebut nama yang ketujuh tapi aku tidak mengingatnya. Demi Dzat yang aku berada di tangann-Nya, aku lihat orang-orang yang disebutkan Rasulullah tersebut binasa di sumur, yaitu sumur Badar.” (Muttafaq ‘alaih)
B. Bumi Memuntahkan Jasad Penghina Rasulullah
Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Seorang laki-laki Nashrani masuk Islam bahkan dia telah membaca suarat Al-Baqarah dan Ali Imran. Dia juga menulis untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tapi kemudian dia kembali murtad ke agama Nashrani. Dia berkata, “Muhammad tidak tahu apa-apa kecuali apa yang telah aku tuliskan untuknya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut nyawanya dan orang-orang menguburnya. Tapi setelah dikubur, bumi memuntahkan kembali jasadnya. Orang-orang Nashrani pun berkata, “Ini adalah perbuatan Muhammad kepada orang-orang yang lari darinya. Galilah lubang untuk sahahabat kita ini dan masukkan ia ke dalamnya!” Mereka kembali menggali lubang dan menambah kedalaman lubang tersebut semampu mereka. Lagi-lagi jasadnya kembali dimuntahkan oleh bumi. Akhirnya mereka tahu bahwa jasad tersebut bukan jasad manusia, hingga mereka membuangnya begitu saja.” (Muttafaq ‘alaih).

Reference:
1. Kitab Tauhid, Syaikh Shalih Fauzan.
2. Syarh Kitab Tauhid.
3. Al-Islam, Ushuluhu wa Mabad`uhu.
4. ‘Udzran Ya Rasulullah, Syaikh Hani Hilmi.

0 comments

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers