Bagaimana menjawab mereka yang beralasan bahwa tujuan mengajak anak-anak ke masjid adalah dalam rangka pembelajaran?
Jawaban:
Mengenalkan anak pada ibadah shalat adalah tanggung jawab kedua orang tua. Sebagai keumuman firman Allah, “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” Pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tua lebih berkesan bagi sang anak dibanding pendidikan yang didapatinya di bangku sekolah. Yang demikian tersebut tidak lain karena anak-anak meyakini bahwa setiap yang dikerjakan oleh orang dewasa adalah benar, dan mereka meyakini bahwa bapak-bapak mereka adalah manusia paling sempurna dan paling utama. Oleh karena itu, mereka meniru dan menjadikannya sebagai panutan. Di usianya yang belia, mereka tidak akan begitu saja terpengaruh dengan ajaran yang diajarkan kepada mereka kecuali mereka melihat secara langsung teladan yang baik di depan mereka, sebagai penerjemah dari ajaran-ajaran yang bersifat abstrak. Karena itu, sikap seorang ayah yang senantiasa menjaga shalatnya akan sangat berpengaruh dalam diri sang anak.
Jika demikian, maka mengenalkan anak pada ibadah shalat tidak mesti dilakukan di masjid. Mengingat anak-anak usia balita belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Mereka belum faham dan sulit untuk difahamkan bahwa membuat gaduh di masjid dapat mengganggu ibadah shalat. Hal ini wajar karena usia balita adalah usia bermain. Suasana masjid yang luas, bersih dan terang di mata mereka adalah tempat bermain yang mengasyikan.
Mengenalkan balita pada ibadah shalat di rumah dapat dilakukan dengan cara; orang tua memperbanyak shalat-shalat sunnah di rumah dan di depan mata anak-anaknya. Dengan demikian seorang anak akan merasakan pengaruh yang besar dalam dirinya ketika dia melihat sang ayah menyungkurkan wajahnya untuk bersujud kepada Allah dan berdiri dengan khusuk. Sejenak shalat sang ayah akan menenggelamkan mereka hingga mereka berpaling dari apa yang ada di sekelilingnya.
Cara seperti ini akan menanamkan keagungan Allah dalam diri mereka. Selain itu cara seperti ini merupakan cara mendidik anak melalui pembiasaan, dan akan menjadikan mereka kenal dengan gerakan-gerakan shalat dan menyukainya.
Pertanyaan:
Bagaimana cara mensikapi para takmir masjid yang bersikeras melarang anak-anak ke masjid?
Jawaban:
Keputusan sebagian takmir masjid yang melarang anak-anak usia balita ikut serta ke masjid perlu kita hormati. Karena larangan yang mereka keluarkan bertujuan baik dan demi maslahat kaum muslimin. Tapi perlu diperhatikan pula bahwa cara melarangnya harus tepat. Dan cara paling tepat untuk menerapkan peraturan ini adalah bermusyawarah dengan dengan para orang tua. Kalaupun harus menegur mereka secara langsung maka tegurlah dengan lembut. Mengingat menegur anak-anak yang ramai di masjid secara langsung tidak banyak bermanfaat, lebih-lebih jika dalam teguran tersebut ada unsur kekerasan seperti membentak. Karena teguran yang disertai bentakan hanya akan menyisakan trauma dan dendam dalam diri sang anak.
Rasulullah sebagai panutan kita memiliki hati yang lembut dan penuh kasih. Disebutkan dalam suatu riwayat, suatu ketika beliau sedang menimang seorang bayi, lalu bayi itu buang air kecil di baju Rosulullah. Dengan kasar sang ibu mengambil anak itu dari tangan Rosulullah. Ia marah karena anaknya yang masih bayi mengotori baju Rosulullah dengan najisnya. Saat itu Rosulullah berkata, “Wahai ibu, Najis anakmu ini mudah untuk dibersihkan, tetapi kekeruhan jiwanya akibat kekasaranmu sulit untuk dihilangkan.”
Rasulullah pernah bersabda, “Bukan dari golongan kami orang yang tidak mengasihi yang lebih kecil dan menghormati yang lebih besar.” (HR. Tirmidzi). Wallahu A’lam.
0 comments