BERHARAP SYAFAAT NABI MUHAMMAD

Posted by newydsui Sunday, November 1, 2009
BERHARAP SYAFAAT NABI MUHAMMAD
Oleh: Imtihan Asy Syafi'i, MIF

Di akhirat nanti, dengan kelembutan dan kemurahan-Nya, Allah mengizinkan sebagian hamba-Nya yang shalih, yang terdiri dari para rasul, malaikat, dan orang-orang yang beriman untuk memberi syafaat bagi sebagian orang yang berdosa. Yang demikian untuk menunjukkan karamah yang Allah berikan kepada orang-orang yang memberi syafaat dan sekaligus menunjukkan kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang diberi syafaat.

Seperti halnya banyak masalah akidah lainnya, sebagian orang menolak syafaat secara mutlak dan sebagian yang lain menetapkannya secara mutlak, bahkan syafaat dari berhala yang mereka sembah. Ahlussunnah wal jamaah berada di antara keduanya. Mereka yang menolak syafaat mentah-mentah berpijak pada makna tekstual teks beberapa ayat tanpa mengindahkan penafsiran para ulama/mufassir. Bahkan hadits-hadits Nabi saw yang menjelaskan masalah syafaat, tidak mereka pandang, meski dengan sebelah mata.
Di antara ayat-ayat yang mereka jadikan pijakan adalah:
"Maka tidak berguna bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat." (Q.S. al-Muddatstsir: 48)
"… dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong." (Q.S. al-Baqarah: 123)

Para ulama/mufassir menerangkan, yang dinegasikan oleh Allah di dalam ayat-ayat di atas adalah syafaat bagi orang-orang musyrik; syafaat yang tidak diizinkan dan tidak diridhai oleh Allah.

Sedangkan mereka yang menetapkan syafaat secara ekstrim membangun keyakinan mereka tanpa ilmu. Tentang mereka Allah berfirman,
"Selain menyembah Allah, Mereka menyembah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan manfaat. Mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada Kami di sisi Allah.'." (Q.S. Yunus: 18)
Adapun Ahlussunnah, mereka menetapkan syafaat yang ditetapkan oleh Allah dan Rasulullah saw.

Macam-macam Syafaat
Disebutkan dalam banyak hadits—hadits tentang syafaat mencapai derajat mutawatir—bahwa kelak Rasulullah saw. akan memberikan delapan macam syafaat. Kedelapan macam syafaat itu adalah:
1. Syafa'at 'Uzhma (syafaat teragung), yakni syafaat yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada semua mukallaf saat mereka berada di Mahsyar. Inilah yang disebut dengan Maqam Mahmud.
2. Syafaat Rasulullah saw. untuk orang-orang yang memiliki timbangan kebaikan sama dengan timbangan keburukannya, sehingga mereka langsung masuk surga.
3. Syafaat Rasulullah saw. untuk orang-orang yang mestinya masuk neraka, sehingga mereka tidak masuk neraka.
4. Syafaat Rasulullah saw. untuk para penghuni surga, sehingga derajat surga yang mereka terima dinaikkan.
5. Syafaat Rasulullah saw. untuk orang-orang yang mestinya masuk surga dengan hisab, sehingga mereka masuk surga tanpa hisab.
6. Syafaat Rasulullah saw. bagi sebagian penghuni neraka supaya siksa untuk mereka diringankan; seperti yang diberikan kepada Abu Thalib. Syafaat ini juga hanya dimiliki oleh Rasulullah saw.
7. Syafaat Rasulullah saw. bagi calon penghuni surga, sehingga mereka diperkenankan memasukinya.
8. Syafaat Rasulullah saw. bagi para pelaku dosa besar dari umatnya yang disiksa di neraka sehingga mereka dikeluarkan darinya.
Syafaat yang pertama, keenam, dan ketujuh adalah kekhususan Rasulullah saw. Nash-nash syar'i menunjukkan, hanya beliau yang diberi izin oleh Allah untuk memberikan ketiganya. Adapun syafaat yang lain, selain untuk beliau, Allah juga mengizinkan kepada para malaikat dan orang-orang shalih untuk memberikannya.

Syarat Syafaat
Menurut Ahlussunnah tidak ada syafaat kecuali dengan terpenuhinya dua syarat:
Pertama, izin dari Allah bagi syafi' (pemberi syafaat). Dasarnya adalah firman Allah,
"Syafaat di sisi Allah tidak berguna, melainkan (syafaat) orang yang telah diizinkan-Nya." (Q.S. Saba`: 23)
Mereka yang diizinkan oleh Allah adalah para malaikat, para nabi, dan orang-orang shalih. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Setiap nabi memiliki doa mustajab (yang pasti dikabulkan). Setiap nabi menyegerakan doanya, sedangkan aku, kusimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari Kiamat. Syafaatku akan sampai, insya Allah, kepada siapa saja dari umatku yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu."
Mengenai syafaat para malaikat dan orang-orang yang beriman, Imam Ahmad bin Hanbal dan 'Abdurrazzaq meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Kemudian Allah berfirman, 'Para malaikat telah memberi syafaat, para nabi telah memberi syafaat, dan orang-orang yang beriman pun telah memberi syafaat. Tidak ada yang tersisa selain Arhamurrahimin (Allah).'"
Kedua, ridha Allah bagi orang yang diberi syafaat. Dasarnya adalah firman Allah,
"Mereka tidak memberi syafaat melainkan untuk orang yang diridhai Allah." (Q.S. al-Anbiya`: 28)

Mereka yang mendapatkan syafaat
Orang-orang yang berhak mendapat ridha Allah sehingga mereka berhak mendapatkan syafaat adalah adalah orang-orang yang:
Pertama, bertauhid. Orang-orang yang musyrik dan kafir tidak berhak mendapatkan syafaat. Allah berfirman,
"Syafaat orang-orang yang (diizinkan memberi syafaat) tidak bermanfaat bagi mereka." (Q.S. al-Muddatstsir: 48)
Kedua, membaca al-Qur`an. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Umamah al-Bahiliy ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya pada hari Kiamat ia akan datang untuk memberi syafaat bagi orang yang membacanya."
Ketiga, membaca doa setelah adzan. Imam al-Bukhariy meriwayatkan dari Jabir bin 'Abdullah bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa setelah mendengar adzan membaca,
'Ya Allah, Rabb seruan yang sempurna dan shalat yang tegak ini, berikanlah wasilah dan fadhilah untuk Muhammad. Dirikanlah untuknya maqam mahmud yang Engkau janjikan.'
niscaya dia akan mendapatkan syafaat dariku pada hari Kiamat."
Keempat, tinggal di Madinah. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudriy ra, Ibnu 'Umar ra, dan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah seseorang bersabar atas kerasnya Madinah sehingga dia meninggal di dalamnya, kecuali aku akan memberi syafaat atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat."
Kelima, ketika dia meninggal, sekelompok orang Islam menyalatinya. Imam Muslim meriwayatkan dari 'Aisyah ra dan Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah seseorang yang meninggal dunia dishalati oleh orang-orang Islam yang jumlahnya mencapai 100, semuanya memintakan syafaat untuknya, kecuali permintaan syafaat mereka akan dikabulkan."
Wallahu a'lam.

3 comments

  1. Ceria Says:
  2. Mudah-mudahan syafaat beliau bisa kita dapatkan

     
  3. Wajah Says:
  4. Nenek/kakek kita yang dah mati tap lum sholat kmudian diakhir hayat sempat mengutarakan keinginan tuk sholat. apa bisa dapat syafaat ya... tolong jawabannya dari yang lain

     
  5. Sumitra Says:
  6. wah gak tau, tapi mudah-mudahan keinginannya tuk sholat dapat meringankan segala sesuatunya. tp semua tergantung Allah Ta'ala. ayo do sholat tepat waktu....barang siapa bisa melaksanakan sholat diawal waktu kemudian ia mengakhirkan waktu sholat maka ia termasuk meremehkan sholat....

     

Post a Comment

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers