MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY

Posted by newydsui Thursday, December 1, 2011
MUHAMMAD IBN WAASI’ AL-AZDIY
Pemilik Doa Mustajab

Yazid ibn al-Muhallab ibn Abi Shufrah salah seorang dari suyuuful Islam (pedang Islam) yang terhunus dan wali Khurasan yang gagah perkasa. Salah seorang panglima perang di masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik bergerak bersama pasukannya yang berjumlah seratus ribu personil, belum termasuk para sukarelawan dari para pencari syahid dan orang-orang yang mengharapkan pahala.

Ia bertekad untuk menaklukkan “Jurjaan” dan “Thabaristan” Di antara para pelopor sukarelawan tersebut terdapat seorang tabi’in mulia (yaitu) Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy al-Anshari yang di beri gelar Zainul Fuqaha (hiasan para fuqaha) dan dikenal dengan sebutan ‘Abid al-Bashrah (ahli ibadahnya Bashrah) serta murid seorang sahabat mulia Anas ibn Malik al-Anshari, pelayan Rasulullah.

Yazib ibn al-Muhallab singgah bersama pasukannya di “Dihistan” yang dihuni sekelompok kaum dari “Turki” yang sangat keras siksanya, sangat kuat dan sangat kokoh bentengnya.
Setiap hari mereka keluar untuk memerangi kaum muslimin. Apabila ditimpa kepayahan dan pertempuran bertambah sengit mendesak mereka, mereka berlindung di jalan-jalan perbukitan. Mereka bertahan di benteng-benteng yang kokoh dan berlindung di puncak-puncaknya yang tinggi.
Adalah Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy memiliki peran signifikan dalam pertempuran ini walaupun secara fisik kelihatan lemah dan usianya telah lanjut.
Pada suatu pertempuran dari hari-hari pertempuran yang sengit tersebut, muncullah seorang penunggang kuda dari barisan musuh yang mana mata tidak pernah melihat badan yang sekekar itu, begitu kuat, pemberani dan sangat kuat keteguhannya. Ia terus saja menerobos masuk ke tengah-tengah barisan sehingga memojokkan kaum muslimin dari tempat-tempat mereka. Ia juga menimbulkan rasa takut dan gentar di hati mereka.
Kemudian ia mulai mengajak mereka untuk berduel menantang dengan sombong. Ia terus mengulangi tantangannya.

Maka, tidaklah Muhammad ibn Waasi’ mendengar ajakannya kecuali ia bertekad untuk berduel dengannya.
Di saat itulah kegagahan (keberanian) merayap dalam jiwa pasukan muslimin. Salah seorang dari mereka mendatangi orang tua ini dan bersumpah agar ia tidak melakukannya dan memohonnya supaya membiarkannya mengantikannya. Orang tua itu lantas mengabulkan sumpahnya dan mendoakan kemenangan dan pertolongan untuknya.
Kedua prajurit tersebut saling mendatangi lawannya laksana datangnya kematian. Keduanya saling menerkam laksana dua singa yang kuat. Mata dan hati seluruh tentara memperhatikan dari setiap tempat. Keduanya terus saling menerkam dan menyerang beberapa saat hingga kelelahan.
Di saat yang bersamaan keduanya saling menebas kepala lawannya.
Adapun pedang prajurit Turki menancap di penutup kepala prajurit muslim, sedangkan pedang prajurit muslim turun mengenai pelipis prajurit Turki sehingga membelah kepalanya menjadi dua bagian. Terpecahlah kepalanya menjadi dua.
Prajurit yang menang tersebut kembali ke barisan muslimin di bawah tatapan mata yang tidak pernah menyaksikan pemandangan seperti itu.
Pedang di tangannya meneteskan darah. Dan sebuah pedang menancap di atas ‘helm’-nya berkilat di bawah sinar matahari.

Kaum muslimin menyambutnya dengan tahlil, takbir dan tahmid.
Yazid ibn al-Muhallab memandang kepada kilatan dua pedang itu, ‘helm’ dan senjata orang tersebut. Ia berkata, “Alangkah menakjubkannya prajurit ini!!,” Manusia apakah dia?”
Maka dikatakan kepadanya bahwa ia adalah orang yang telah mendapatkan berkah dari doanya Muhammad ibn Waasi’ al-Azdiy.

Neraca kekuatan berbalik setelah tewasnya prajurit Turki, rasa takut dan gentar menjalar di dalam diri kaum musyrikin seperti api yang menyambar daun ilalang yang kering-kerontang.
Api semangat dan izzah kemudian menyala dalam dada kaum Muslimin. Mereka mendatangi musuhnya laksana datangnya air bah. Mereka mengepungnya seperti kalung yang melingkar di leher. Mereka juga memutuskan (pintu-pintu) air dan suplai makanan. Sehingga raja mereka tidak menemukan jalan selain perdamaian. Ia kemudian mengirim utusan kepada Yazid untuk menawarkan perdamaian kepadanya, dan mengumumkan kesiapannya untuk menyerahkan negara yang ada dalam kekuasaannya dengan segenap apa dan siapa yang ada padanya, dengan jaminan ia (Yazid) memberikan keamanan kepada dirinya, harta dan keluarganya.

0 comments

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers