Gempa Melanda... Ada Apa?

Posted by newydsui Sunday, October 4, 2009
GEMPAAAAA MENGGUNCANG

Allah –subhanahu wa ta’ala berfirman: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112).

Allah –subhanahu wa ta’ala berfirman: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum: 41).

قال ابن القيم في إغاثة اللهفان:
وقال ابن أبي الدنيا أيضا حدثنا محمد بن ناصح حدثنا بقية بن الوليد عن يزيد بن عبدالله الجهني
حدثني أبو العلاء عن أنس بن مالك أنه دخل على عائشة رضي الله عنها ورجل معه فقال لها الرجل يا أم المؤمنين حدثينا عن الزلزلة فقال :إذا استباحوا الزنى وشربوا الخمر وضربوا بالمعازف غار الله في سمائه
فقال تزلزلي بهم فإن تابوا وفزعوا وإلا هدمتها عليهم قال قلت يا أم المؤمنين أعذاب لهم قالت بل موعظة ورحمة وبركة للمؤمنين ونكال وعذاب وسخط على الكافرين قال أنس ما سمعت حديثا بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أنا أشد به فرحا مني بهذا الحديث
Ibnul Qayyim –rahimahullah dalam kitabnya Ad-Da’ Wa Ad-Dawa’ menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini (hlm 72-74):
Ibnu Abi Ad-Dunya –rahimahullah meriwayatkan dari Anas bin Malik –radhiallahu anhu, bahwasanya beliau dan seorang lagi masuk menemui ibunda ‘Aisyah –radhiallahu anha, lalu orang tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Beritahukanlah kepada kami tentang gempa.”
Ibunda ‘Aisyah –radhiallahu anha menjawab: “Apabila mereka telah memperbolehkan perzinahan, meminum khamer, memainkan alat musik, maka Allah –subhanahu wa ta’ala marah di langitNya dan berfirman kepada bumi: “Bergoncanglah atas mereka! Jika mereka bertaubat dan meninggalkan perbuatan tersebut (berhentilah), jika tidak, maka hancurkanlah mereka!”
Orang tersebut berkata: “Wahai Ummul Mukminin! Apakah itu adzab atas mereka?” Beliau menjawab: “Itu adalah peringatan dan rahmat bagi orang-orang beriman, dan hukuman, adzab serta murka atas orang-orang kafir.”
Berkata Anas –radhiallahu anhu: “Aku tidak pernah mendengar hadis sepeninggal Rasulullah –sallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam yang lebih menyenangkanku daripada hadis ini.”

Jangan lupa yang ini
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA ia berkata, “Suatu ketika aku masuk menemui Aisyah RA dan seseorang sedang bersamanya. Lalu orang tersebut bertanya, “Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepada kami tentang berita gempa.” Maka Aisyah memalingkan wajahnya dari orang tersebut. Anas mengatakan, “Lalu aku mengatakan kepadanya, “Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepada kami tentang berita gempa.”
Maka Aisyah berkata, “Wahai Anas, jika aku menceritakannya kepadamu maka engkau akan selalu bersedih, dan dibangkitkan dalam keadaan bersedih karena kesedihan itu sangat membekas dalam hatimu.” Lalu aku mengatakan, “Wahai ibu kami (Ummul Mukminin), ceritakanlah kepada kami.”
Maka Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya seseorang wanita jika menanggalkan pakaiannya diselain rumah suaminya, maka ia telah menyikap tabir yang menutup antara dirinya dengan Allah Ta’ala, dan jika ia memakai wewangian untuk selain suaminya maka baginya api (neraka) dan cela, jika mereka telah menghalalkan (melakukan)perzinaan, minum khamar dan megumandangkan nyanyi – nyanyian maka Allah akan menyeru kepada langit dan berfirman kepada bumi, “Bergoncanglah engkau atas mereka.” Jika mereka bertaubat, maka Allah akan hancurkannya atas mereka.” Anas bertanya, “ Apakah itu adalah hukuman bagi mereka ?”
Aisyah menjawab, “Ia adalah rahmat, barakah dan peringatan bagi orang – orang yang beriman, serta kebencian, murka dan siksaan bagi orang – orang yang kafir.”
Anas berkata, “Belum pernah aku mendengar sebuah mendengar hadits sepeninggal Rasulullah SAW yang membuatku sangat gembira melebihi hadits ini, bahkan aku hidup dengan kegembiraan, dan aku akan dibangkitkan sementara perasaan gembira itu masih melekat dalam hatiku atau ia mengatakan dalam diriku.” (HR. Al Hakim (04/516) dan mengatakan bahwa ia adalah shahih menurut syarat Muslim namun tidak diriwayatkan oleh keduanya. Dan dalam Majma’ Az Zawaid (8765) ia mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh Thabarani dalam kitab Al Ausath dan terdapat dua orang wanita yang aku sendiri tidak mengetahuinya, tetapi semua
perawi yang lainnya tsaqih).
MENGAPA TERJADI GEMPA?

Imam Ahmad bin Hanbal –rahimahullah meriwayatkan dari Shafiyyah –radhiallahu anha, beliau berkata: “Bumi bergoncang di Madinah pada masa Umar –radhiallahu anhu, lalu beliau berkata: “Wahai manusia! Ada apa ini? Alangkah cepat penyimpanganmu! Kalau sekiranya bumi telah kembali seperti semula aku tidak akan tinggal bersamamu di sana.”

Berkata Ka’ab –rahimahullah: “Sesungguhnya terjadinya gempa bumi adalah apabila dilakukan kemaksiatan di atasnya, lalu bumipun bergetar takut apabila Allah-subhanahu wa ta’ala mengetahuinya.” (Riwayat-riwayat diatas tidak diberi komentar oleh pentahqiq kitab tersebut Syaikh Ali Hasan)

BAHAYA PERBUATAN DOSA DAN MAKSIAT

Perbuatan dosa dan maksiat adalah sangat berbahaya, bahayanya bagi hati adalah ibarat bahaya racun terhadap tubuh. Semua kerusakan, bencana dan penyakit yang terjadi di dunia dan akhirat adalah disebabkan oleh dosa dan maksiat. Perbuatan dosa dan maksiat mendatangkan bencana, merubah karunia, menurunkan bala’ dan menghalangi doa.

Apa yang menyebabkan iblis dikeluarkan dari surga, diusir dan dilaknat? Apa yang menyebabkan penduduk bumi di tengelamkan pada masa Nabi Nuh –alaihis salam? Apa yang menyebabkan kaum ‘Ad dihancurkan oleh angin? Apa yang menyebabkan dibinasakannya kaum Luth –alaihis salam? Apa yang menyebabkan tenggelamnya Fir’aun dan kaumnya? Apa yang menjadikan Qorun dibenamkan ke dalam bumi beserta semua harta dan keluarganya? Dst.
Imam Ahmad –rahimahullah meriwayatkan dari Ummu Salamah –radhiallahu anha, beliau berkata, aku telah mendengar Rasulullah –sallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda: “Apabila terjadi kemaksiatan pada umatku, pasti Allah –subhanahu wa ta’ala mengirimkan adzab dari sisiNya kepada mereka semua”
Ummu Salamah –radhiallahu anha bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah tidak ada orang baik pada mereka saat itu?”
Beliau –sallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam menjawab: “Ya, ada”.
Ummu Salamah –radhiallahu anha bertanya lagi: “Bagaimana dengan mereka?”
Beliau menjawab: “Mereka terkena sebagaimana manusia lain, kemudian mereka mendapat ampunan dan keridhaan Allah –subhanahu wa ta’ala.”

MUHASABAH

Marilah kita semua melakukan muhasabah atau introspeksi atas semua perbuatan yang kita lakukan, apakah perbuatan tersebut telah benar ataukah belum? Apakah kita telah meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan ataukah masih terus menerus melakukannya?

Ada empat tingkatan dosa yang harus kita hindari:

(1) Syirik atau menyekutukan Allah –subhanahu wa ta’ala. Ini adalah dosa yang paling besar dan Allah –subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuni apabila pelakunya meninggal dunia dalam keadaan belum bertaubat. Allah –subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisaa’: 48). Alangkah banyak kesyirikan ada masa sekarang?.

(2) Bid’ah atau penyimpangan dalam beragama yang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah –sallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam, baik penyimpangan dalam aqidah atau amaliah. Allah –subhanahu wa ta’ala berfirman: “Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104).

(3) Kedhaliman-kedhaliman, yaitu dosa-dosa yang berupa kedhaliman dan ada keterkaitan dengan orang lain, seperti mengambil harta orang lain tanpa hak, memfitnah orang lain dll. Allah –subhanahu wa ta’ala berfirman: “Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang dhalim.” (QS. Ali ‘Imran: 57).

(4) Kemaksiatan-kemaksiatan yang berhubungan dengan Allah –subhanahu wa ta’ala selain ketiga di atas. Allah –subhanahu wa ta’ala berfirman tentang ahli surga: “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji.” (QS. Asy-Syura: 37)

Bagi orang-orang yang membantu dan memberikan sumbangan kepada mereka yang tertimpa musibah hendaklah ikhlas dalam memberikan semua itu dan semata-mata karena Allah –subhanahu wa ta’ala dan mengharap ridhaNya, karena Allah –subhanahu wa ta’ala tidak menerima amal apapun kecuali yang ikhlas dan mengharapkan ridhaNya.
Rasulullah –sallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda: “Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang ikhlas dan hanya mengharapkan wajahNya.” (HR. An-Nasa’i dengan sanad hasan).

Semoga Allah –subhanahu wa ta’ala memberikan kepada kita semua pahala dan balasan kebaikan, amien ya Robbal ‘alamin.
Allahu a’lam bisshowab
Maraji’:

- Al-Qur’an dan Tejemahnya.
- Ad-Da’ Wa Ad-Dawa’, Ibnul Qayyim. Tahqiq, ta’liq dan takhrij Ali bin Hasan bin Ali bin Abdil Hamid Al-Halabi Al-Atsari. Cetakan ketiga th 1419H / 1998M. Penerbit Dar Ibnil Jauzi KSA.
- Tazkiyatun Nufus, Syaikh Ahmad Farid. Edisi Revisi Hanya Memuat Hadis-Hadis Sahih, Cetakan th 1419 H / 1998M. Penerbit Dar Al-Aqidah Litturats, Iskandariyah.
- Tuhfatul Maridh, Abdullah bin Ali Al-Ju’aitsin. Cetakan pertama th 1415 H / 1994 M. Penerbit Dar Al-Wathan Riyadh KSA. Dll.

























'Amru bin Maimun, salah seorang sahabat Rasulullah pernah mengadakan perjalanan ke Yaman. Ketika ia berada diantara hutan dan gunung, ia melihat serombongan kera dengan pemandangan menakjubkan.Ia berkata,
رَأَيْتُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ قِرْدَةً اجْتَمَعَ عَلَيْهَا قِرَدَةٌ قَدْ زَنَتْ فَرَجَمُوهَا فَرَجَمْتُهَا مَعَهُمْ
"Pada zaman jahiliyah aku pernah melihat kera jantan berzina dengan kera betina. Maka datanglah sejumlah kera berkumpul mengelilingi kedua kera tersebut, kemudian mereka merajam keduanya dan akupun ikut merajamnya." (HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain: "Ada kera betina yang tengah duduk, sedangkan kera pejantan tidur di atas kakinya. Tiba-tiba datanglah kera jantan asing dan meraba-raba si betina hingga akhirnya kera betina tersebut menarik kakinya dari bawah kepala si pejantan, kemudian mengikuti kera pejantan asing tersebut. Ketika kera pejantan bangun dan melihat kera betina berkhianat, dia pun berteriak. Lalu berkumpullah kera-kera (yang ada di hutan itu) kemudian merajam kedua kera yang sedang berselingkuh tersebut.betina pengkhianat dan kera jantan asing tersebut." (HR. Ahmad)
(Sumber: Ihdzariz Zina, Asyrof Qodh)
Hi-i..ternyata kera pun tak rela jika pasangannya selingkuh. Bandingkan dengan manusia!..
Hi..malu aku

1 Responses to Gempa Melanda... Ada Apa?

  1. maslullll Says:
  2. makalah yang dibawah sendiri kaitanya dengan judul apa? mohon diterangkan.
    betul juga kera aja malu, kok manusia gak punya malu... dasar manusia....

     

Post a Comment

RADIO DAKWAH SYARI'AH

Browser tidak support

DONATUR YDSUI

DONATUR YDSUI
Donatur Ags - Sept 2011

DOWNLOAD DMagz

DOWNLOAD DMagz
Edisi 10 Th XI Oktober 2011

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers