TETANUS
oleh : dr. Mety
oleh : dr. Mety
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang hidup anaerob , berbentuk spora selama di luar tubuh manusia , tersebar luas di tanah dan mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik . Toksin ini dapat menghancurkan sel darah merah , merusak leukosit dan merupakan toksin yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.
Penyakit tetanus biasanya timbul di daerah yang mudah terkontaminasi dengan tanah dan kebersihan serta perawatan luka yang buruk . Biasanya penyakit ini terjadi setelah luka tusuk yang dalam , misalnya luka yang disebabkan oleh tertusuk paku , pecahan kaca, kaleng atau luka tembak , karena luka tersebut menimbulkan keadaan anaerob yang ideal . Selain itu luka laserasi yang kotor , luka bakar dan patah tulang terbuka juga akan mengakibatkan keadaan anaerob yang ideal untuk pertumbuhan kuman Clostridium tetani ini . Walaupun demikian luka-luka ringan seperti luka gores , lesi pada mata , telinga , tonsil dan traktus digestivus serta gigitan serangga dapat pula merupakan pintu masuknya kuman penyebab tetanus ini .
Penyakit tetanus ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher . Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan timbulnya gejala ;
Kesukaran membuka mulut karena spasme otot-otot mastikatoris
Kuduk kaku karena ketegangan otot-otot erector trunki
Ketegangan otot dinding perut
Kejang tonik terutama bila dirangsang karena adanya toksin yang terdapat di kornu anterior
Alis tertarik ke atas , sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah , bibir tertekan kuat pada gigi .
Kesukaran menelan , gelisah , mudah terangsang , nyeri kepala , nyeri anggota badan sering merupakan gejala dini
Spasme yang khas , yaitu badan kaku dengan opistotonus , ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi , lengan kaku dan tangan mengepal kuat . Anak tetap sadar . Spasme mula-mula intermitten diselingi periode relaksasi . Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri . Kadang-kadang terjadi perdarahan intramuscular karena kontraksi yang kuat .
Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernafasan dan laring . Retensi urin dapat terjadi karena spasme otot uretral . Fraktura kolumna vertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat .
Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir .
Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan cairan otak
Beberapa komplikasi dari penyakit tetanus ini antara lain ;
Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur di dalam rongga mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia aspirasi
Asfiksia
Atelektasis
Fraktura kompressi
Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tetanus ini dilaporkan masih tinggi yaitu sekitar 62% di Amerika serikat . Sedang untuk Indonesia sendiri di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM Jakarta didapatkan angka 80% untuk tetanus neonatorum dan 30% untuk tetanus anak . Hal ini dipengaruhi beberapa factor dan penyakit ini akan semakin memburuk pada usia yang sangat muda (neonatus) dan usia lanjut , bila disertai frekuensi kejang yang tinggi , kenaikan suhu tubuh yang tinggi , pengobatan yang terlambat , jarak antara trismus dan kejang yang sangat pendek , dan adanya komplikasi terutama spasme otot pernafasan dan obstruksi saluran pernafasan .
Untuk mencegah terjadinya kasus tetanus ini , dilakukan hal-hal sebagai berikut ;
• Mencegah terjadinya luka
• Perawatan luka yang adekuat
• Pemberian serum anti tetanus (ATS) dalam beberapa jam setelah luka yaitu untuk memberikan kekebalan pasif sehingga dapat dicegah terjadinya tetanus atau masa inkubasi diperpanjang , atau bila terjadi tetanus gejalanya ringan .
• Pemberian antibiotic setelah mendapatkan luka berat
• Imunisasi aktif
0 comments