oleh : dr. Mety
Bulan yang mulia kembali hadir , mengajak ummat muslim untuk sejenak melepas penat dunia dan beralih mengejar amalan-amalan akhirat yang nilai pahalanya dilipatgandakan oleh ALLOH swt . Di bulan Ramadhan diwajibkan untuk berpuasa . Mungkin hal ini tidak masalah bagi orang yang tak mempunyai penyakit tertentu , tetapi bagaimana dengan orang yang mempunyai penyakit dyspepsia ? berbahayakah jika penderita dyspepsia berpuasa ? Sebelum lebih jauh membahasnya , ada baiknya jika kita mengingat kembali manfaat puasa dari sisi pengetahuan modern , yaitu ;
1. Membebaskan tubuh dari racun , kotoran , sampah
Pada tubuh manusia terdapat sampah yang berbahaya seperti ; feses / tinja , urine , CO2 dan keringat . Tubuh akan terancam bahaya jika mengalami sembelit yang disebabkan oleh menumpuknya sisa-sisa sari makanan / tinja di usus yang pada akhirnya akan menyebabkan tinja tersebut terserap oleh tubuh . Dengan berpuasa , yang berarti membatasi suplai makanan yang masuk ke dalam tubuh , penumpukan kotoran , racun dan sampah di dalam tubuh dapat dicegah , sehingga tubuh bersih dari racun , kotoran dan sampah .
2. Menambah jumlah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh
Menurut hasil penelitian di universitas Osaka , jepang , pada tahun 1930 ; diketahui bahwa setelah memasuki hari ke-7 berpuasa , jumlah sel darah putih dalam darah orang-orang yang berpuasa meningkat . Pada minggu pertama (hari 1-6) berpuasa , tidak ditemukan pertumbuhan sel darah putih , tetapi pada hari 7-10 , penambahan sel darah putihnya pesat sekali . Hal ini secara otomatis meningkatkan kekebalan tubuh , oleh karena sel darah putih memang berfungsi untuk melawan peradangan yang ada dalam tubuh , sehingga banyak penyakit radang yang dapat disembuhkan dengan berpuasa .
3. Meningkatkan fungsi organ tubuh
Berpuasa berarti memberikan kesempatan interval selama kurang lebih 14 jam bagi kerja organ-organ tubuh seperti lambung , ginjal dan liver. Selama itu tubuh tidak menerima masukan makanan maupun minuman , sehingga menimbulkan efek berupa rangsangan terhadap seluruh sel , jaringan dan organ tubuh . Efek rangsangan ini akan menghasilkan , memulihkan dan meningkatkan fungsi-fungsi organ sesuai dengan fungsi normalnya.
4. Meremajakan sel-sel tubuh
Organ-organ tubuh terdiri atas jaringan-jaringan yang merupakan kumpulan dari sel-sel , diantaranya adalah sel-sel darah , sel tulang , sel syaraf , sel otot dan sel lemak . Ketika kita menjalankan puasa , organ-organ tubuh berada pada posisi rileks , sehingga sel-sel tersebut memiliki kesempatan untuk memperbarui diri . Sel-sel baru terbentuk pada lapisan dalam yang kemudian mendesak sel-sel yang sudah tua untuk keluar . Sel-sel yang sudah tua ini segera mati pada saat mencapai permukaan dan kemudian mengelupas .
5. Meningkatkan fungsi susunan syaraf pusat
Seorang muslim mengawali puasa dengan niat yang ikhlas dan rela karena ALLOH swt . Dengan keikhlasan dan kepasrahan yang tulus , susunan syaraf akan berada dalam keadaan tenang , seimbang , dan rileks . Gangguan-gangguan berupa arus informasi yang dating dari dalam maupun dari luar diri orang yang sedang berpuasa , dalam bentuk emosional maupun dari godaan syetan seperti penyakit hati diantaranya riya / pamer , dendam , fitnah , dengki , takabur , dan kecil hati dapat diredam dan dikendalikan . Selain itu bulan Ramadhan merupakan bulan yang suci , bulan ketika seorang muslim cenderung menjauhkan diri dari godaan-godaan buruk dan jahat . Kondisi seperti ini dapat mengembalikan fungsi normal susunan syaraf pusat.
6. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan
Pada hari-hari di luar Ramadhan atau pada hari dimana kita sedang tidak berpuasa , alat pencernaan di dalam tubuh bekerja ekstra keras , maka alangkah bijaknya jika kita memberikan cuti paling tidak satu bulan dalam satu tahun. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita memerlukan proses pencernaan kurang lebih delapan jam , yaitu 4 jam diproses di lambung dan 4 jam di usus kecil . Jika makan sahur dilakukan pukul 4 pagi berarti pukul 12 siang alat pencernaan sudah selesai bekerja . Dari pukul 12 siang sampai waktu berbuka kurang lebih selama 6 jam alat pencernaan mengalami istirahat total.
Dyspepsia atau maag merupakan gangguan yang menyerang saluran cerna bagian atas , dengan keluhan nyeri di bagian ulu hati dan merasa tidak enak di ulu hati . Penyebabnya ada banyak , tapi dapat dibagi menjadi dyspepsia fungsional dan organic . Dikatakan dyspepsia organic jika ada kelainan di saluran cerna seperti karena kanker lambung , kanker usus 12 jari dan ulkus peptikum . Sedangkan pada dyspepsia fungsional tidak ditemukan adanya kelainan organic , hanya gangguan motilitas karena stress saja . Jika dilakukan endoskopi ,pada dyspepsia fungsional tidak ditemukan kelainan , tetapi pada dyspepsia organik ditemukan adanya kelainan . Angka kejadian dyspepsia fungsional sekitar 60-70% dan organic sekitar 30-40 % ; jadi sebagian besar fungsional .
Dyspepsia fungsional terjadi karena ketidakteraturan makan , sering mengkonsumsi cemilan yang mengandung coklat , keju , lemak dan merokok sepanjang hari . Bisa karena factor stress . Nah , pada saat mereka berpuasa , maka makannya menjadi teratur , karena dia pasti akan melakukan sahur dan buka; juga menghindari cemilan tak sehat dan rokok. Selain itu , factor stressnya terkendali sehingga menjadi lebih tenang . Beberapa penelitian menunjukkan , pada kelompokyang minum obat dan berpuasa hasilnya akan lebih baik dibanding kelompok yang minum obat tetapi tidak berpuasa.
Prinsipnya , orang yang mempunyai keluhan dyspepsia fungsional malah dianjurkan untuk berpuasa . Tetapi , pada orang dengan dyspepsia organic sebelum memutuskan berpuasa hendaknya berkonsultasi dulu dengan dokter . Oleh karena , penderita dyspepsia organic pun sebenarnya masih bisa berpuasa ,tergantung kasus yang dialaminya ringan atau berat . SELAMAT BERPUASA
0 comments