Misteri Harut dan Marut

Posted by newydsui Thursday, October 7, 2010
Misteri Harut dan Marut
Tafsir QS. Al-Baqarah: 102
Oleh: Tengku Azhar, Lc.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui”. (QS. Al-Baqarah : 102)

Tafsir ayat
Para ulama’ dari kalangan Ahli Tafsir berbeda pendapat dalam menentukan siapakah sebenarnya Harut dan Marut itu. Inilah sebagian dari pendapat Ahlut Tafsir tentang Harut dan Marut, yang kami nukil dari beberapa kitab-kitab tafsir:

1. Imam Al-Qurthubi di dalam kitab Tafsirnya berkata: Para ulama’ berbeda pendapat apakah Harut dan Marut adalah malaikat ataukah selain malaikat ? Lalu beliau (Imam Al-Quthubi) menyebutkan perkataan Imam Az-Zujaj ia berkata: Telah diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'Anhu bahwasanya ia berkata (tentang surat Al-Baqarah : 102) yaitu yang telah diturunkan kepada dua malaikat (Harut dan Marut), sesungguhnya dua malaikat ini mengajarkan kepada manusia ”Peringatan untuk tidak melakukan sihir” bukan menyeru untuk melakukan sihir. Lalu ia berkata: Pendapat inilah yang banyak dipegang oleh ahlul lughah dan ahlul ilmi, artinya : Bahwasanya keduanya (Harut dan Marut) mengajarkan kepada manusia larangan untuk melakukan sihir, mereka berkata kepada manusia: “Jangan lakukan ini (sihir) dan jangan kalian memperdaya dengan sihir ini untuk memisahkan antara seseorang dengan istrinya. Maka yang telah diturunkan kepada keduanya (Harut dan Marut) adalah larangan untuk melakukan sihir, yaitu seakan-akan keduanya berkata kepada manusia : “Janganlah kalian melakukan ini (sihir)”. Maka kalimat [يعلمون] artinya [يعلمون] yaitu memberitahukan.

2. Ibnu Abbas berkata : “Al-Malakaini” yaitu Jibril dan Mikail.

3. Ibnu Abza’ berkata : “Al-Malakaini” adalah Daud dan Sulaiman. (Pendapat ini di dhaifkan oleh Ibnul ‘Arabi)

4. Athiyah berkata : “Al-Malakaini” adalah Jibril dan Mikail.

5. Abul ‘Aliyah berkata : [ وما أنزل على الملكين] adalah : Allah tidak menurunkan keduanya sihir, lalu ia berkata : “Keduanya mengajarkan iman dan kufur, adapun sihir bagian dari kekufuran, maka keduanya melarang sihir tersebut dengan larangan yang sangat keras”. (Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim)

Ibnu Jarir Ath-Thobary membantah pendapat ini dan mengatakan bahwa arti [وما أنزل على الملكين] adalah [ الذي ] yaitu “yang” dan beliau (Ibnu Jarir) mendakwakan bahwasanya Harut dan Marut adalah dua malaikat yang Allah turunkan kebumi, dan Allah Ta'alaa mengizinkan bagi keduanya untuk mengajarkan sihir sebagai peringatan bagi hamba-hambanya dan ujian bagi manusia, setelah dijelaskan kepada mereka bahwasanya sihir adalah sesuatu yang dilarang melalui lisan para rasul, dan Ibnu Jarir juga mendakwakan bahwasanya Harut dan Marut mentaati perintah itu (untuk mengajarkan sihir) karena keduanya menjalankan apa yang telah diperintahkan kepada keduanya.
Ibnu Katsir berkata : Apa yang dikatakan dan dipegang oleh Ibnu Jarir (dalam pendapat ini) adalah yang sangat ghorib (asing) sekali. Dan yang lebih asing lagi adalah, perkataan yang menyangka bahwa Harut dan Marut adalah dua kabilah dari golongan jin, sebagaimana yang disangkakan oleh Ibnu Hazm. Dan juga yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwasanya Ad-Dahhak bin Mazkhum ketika membaca ayat [ وما أنزل على الملكين ] mereka adalah dua orang kafir dari negeri Babil.

6. Imam Al-Qasimi dalam tafsirnya ketika menafsirkan ayat 102 dari surat Al-Baqarah berkata : Adapapun pendapat yang dipegang oleh para Muhaqiqun bahwasanya Harut dan Marut adalah dua orang laki-laki yang berpura-pura menampakkan kebaikan dan ketaqwaan dinegeri Babil (Babilonia), yaitu sebuah kota di Iraq dekat sungai Eufrat, keduanya mengajarkan kepada manusia sihir. Lalu beliau berkata : Adapun makna ayat 102 dari surat Al-Baqarah tersebut adalah : Sesungguhnya orang-orang Yahudi mendusatakan Al-Qur’an dan membuangnya kebelakang punggung-punggung mereka, dan menggantinya dengan kisah-kisah dan khurafat-khurafat yang mereka dengar dari orang-orang jahat mereka, tentang Sulaiman dan kerajaanya. Mereka menuduh Sulaiman telah kufur padahal syaitan-syaitan (merekalah) yang telah kufur, yang mengajarkan sihir kepada manusia dan mereka mendakwakan bahwa sihir tersebut diturunkan kepada Harut dan Marut yang mereka namakan dengan dua malaikat, padahal tidak diturunkan kepada mereka sesuatupun. Hanya sanya mereka berdua adalah dua orang laki-laki yang mengaku-ngaku untuk mengadakan kebaikan dengan cara mengelabuhi manusia, bahwasanya mereka berdua tidak bermaksud sedikitpun kecuali untuk kebaikan dan menghindarkan mereka dari kekufuran. Dan manusia belajar dari keduanya kecerdikan dan tipu muslihat yang dengannya mereka dapat memisahkan antara dua orang yang berkumpul (suami dan istri) dan memecah belah ikatan orang-orang yang bersatu. Maka akan engkau lihat pada tempat ini semuanya menunjukkan sesuatu yang tidak terpuji (tercela). Maka tidak shohih (tidak benar) jika didalamnya terdapat (perkataan) yang menunjukkan pujian terhadap Harut dan Marut. Adapun dalil-dalil yang menunjukkan kebenaran apa yang kami katakan bahwa sanya Al-Qur’an telah mengingkari turunnya malaikat ke muka bumi untuk mengajarkan kepada manusia sesuatu dari sisi Allah Ta'alaa, kecuali (menyampaikan) wahyu kepada para nabi.

Maka kisah-kisah yang berkenaan (tentang Harut dan Marut) adalah hadits-hadits yang ‘ajibah (sesuatu yang ajaib/mengherankan). (diantaranya) Mereka menyangka bahwa Harut dan Marut adalah dua malaikat dari para malaikat-malaikat Allah Ta'alaa, yaitu dimana keduanya ketika melihat apa yang diperbuat oleh penduduk bumi dari perbuatan maksiat, mereka berdua mengingkarinya dan menyombongkan dirinya serta mendo’akan yang jelek terhadap penduduk bumi. Maka Allah Ta'alaa mengatakan kepada keduanya : “Sesungguhnya bila Aku menguji kalian berdua sebagaimana Aku menguji Bani Adam dengan syahwat, niscaya kalian akan bermaksiat kepadaKu. Lalu keduanya berkata : Wahai Rabb (kami) andaikan Engkau menguji kami, niscaya kami tidak melakukannya (sebagaimana yang dilakukan oleh penduduk bumi), maka cobalah kami. Maka Allah Ta'alaa menurunkan keduanya kepermukaan bumi dan Allah Ta'alaa mengujinya dengan syahwat Bani Adam. Lalu mereka tinggal disebuah negeri yang didalamnya ada seorang wanita yang jahat bernama Zuhrah, kemudian mereka mengajaknya (Zuhrah) berbuat zina dan akhirnya mereka terjerumus kedalam perzinaan itu setelah keduanya meminum khamr, kemudian mereka membunuh jiwa (yang diharamkan oleh Allah ) dan sujud kepada patung. Dan mengajarkan kepada Zuhrah tersebut Ismul A’dzam (sebuah nama yang agung) yang dengan nama tersebut keduanya dapat naik kelangit, kemudian wanita itu mengucapkan nama tersebut sehingga ia bisa naik kelangit. Lalu Allah Ta'alaa merubah bentuk wanita tersebut dan menjadikannya bintang (planet) yang dinamakan dengan Zuhrah (Venus). Kemudian Allah Ta'alaa memberitahukan kepada Harut dan Marut kejelekan (kejahatan) yang telah mereka lakukan dan menyuruh mereka untuk memilih antara adzab akhirat yang kekal atau adzab dunia yang sementara (akan berakhir). Akhirnya, keduanya memilih adzab dunia, lalu Allah Ta'alaa meletakkan keduanya di Babil (Babilonia) dalam keadaan terbalik (kaki diatas dan kepala dibawah) disebuah sumur hingga hari kiamat kelak. Dan keduanya mengajarkan kepada manusia sihir dan menyeru manusia kepada (sihir) tersebut, dan tidak ada seorangpun yang dapat melihat keduanya (di Babil) kecuali mereka yang datang kepada keduanya khusus untuk belajar sihir.

Ketahuilah kisah ini adalah merupakan tabi’at orang-orang Yahudi dan perkataan dusta mereka belaka. Al-Qur’an tidak menyebutkan kisah ini sedikitpun, melainkan Talmud lah (kitab suci yang dipegang oleh yahudi hingga hari ini) yang menyebutkan kisah tersebut. Sebagaimana yang dapat diketahui dari salinan “Madaris Yadkut Fasal ke tiga puluh tiga”. Kemudian kisah ini di ambil oleh orang-orang (bodoh) dari kaum muslimin.

Imam Abu Muslim memberikan hujjah akan kebatilan turunnya sihir kepada keduanya (Harut dan Marut) :
1. Sesungguhnya sihir jika diturunkan kepada keduanya, maka sudah pasti yang menurunkannya adalah Allah Subhanahu wa Ta'alaa. Padahal itu tidak boleh (mustahil) karena sihir adalah bentuk kekufuran kepada Allah Ta'alaa dan sebuah kebathilan. Maka mustahil (tidak layak) Allah Ta'alaa menurunkan sihir tersebut.
2. Firman Allah Ta'alaa: “Akan tetapi syaitan-syaitan merekalah yang kufur, yang mengajarkan kepada manusia sihir” Ini menunjukkan bahwa mengajarkan sihir adalah kufur (kepada Allah Ta'alaa). Maka jika hal itu terjadi pada diri malaikat (dimana mereka mengajarkan sihir kepada manusia), maka sudah pasti mereka telah kafir. Ini adalah sebuah kebathilan (yang nyata).
3. Sebagaimana tidak boleh bagi para nabi yang diutus untuk mengajarkan sihir, maka begitu pula terhadap para malaikat (bahkan lebih tidak boleh).
4. Sesungguhnya sihir itu tidak condong kecuali kepada kekufuran, kefasikan, dan kepada syaitan-syaitan yang telah murtad. Bagaimana mungkin hal itu disandarkan kepada Allah Ta'alaa, padahal Allah Ta'alaa telah melarangnya dan memberi janji bagi pelakunya dengan iqab (adzab). Padahal bukankah sihir tidak lain hanyalah kebathilan yang nyata ??? Dan sungguh telah ada janji Allah Ta'alaa untuk menghancurkan sihir tersebut. Sebagaimana firman Allah Ta'alaa dalam kisah Musa : “Apa-apa yang kalian datang dengannya (tidak lain) hanyalah sihir (belaka), dan sesungguhnya Allah (pasti) akan menghancurkannya”. Wallahu A’lamu bish Shawab

0 comments

Post a Comment

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers