MUNGKIN ANAK ANDA TERKENA ‘AIN
oleh : Qodri Fathurrohman (Dosen Ma'had Aly An Nuur)
Terkadang orang tua merasa panik dan merasa aneh ketika tiba-tiba permata hatinya menjerit-jerit atau menangis terus sepanjang hari tanpa ada sebab yang pasti, sakit.. tidak, digigit serangga pun tidak. Lalu…? Ada apa dengan buah hati kesayangan ini…?
Penyakit yang diderita anak-anak tidak semuanya bisa dideteksi dengan ilmu kedokteran. Ada juga penyebab syar’i yaitu penyakit ‘ain.
Apa itu ‘Ain?
Penyakit ‘Ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk pandangan mata, yaitu pandangan mata yang disertai rasa takjub atau bahkan iri dan dengki terhadap apa yang dilihatnya.
Dalil tentang ‘Ain
Rasulullah saw bersabda:
“Al-‘Ain adalah haq (benar), dapat memasukkan seseorang ke dalam kuburan dan dapat memasukkan onta ke dalam kuali” [HR. Ibnu ‘Adi, Abu Nu’aim, dan Al-Khathib; dihasankan oleh Al-Albani].
Maksudnya : Sesungguhnya ’Ain dapat menimpa seseorang hingga membunuhnya lalu mati dan dikuburkan ke dalam kuburan, dan bisa menimpa onta hingga nyaris mati dan disembelih pemiliknya kemudian dimasak di dalam kuali.
Tanda-tanda terkena ‘Ain
Adapun diantara tanda-tanda anak yang terkena pengaruh buruk ‘ain adalah :
Pertama, Tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung berhenti, kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang jelas.
Dalam Shahihul Jami’ disebutkan bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis. Beliau berkata, ”Mengapa bayi kalian menangis? Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?”
Kedua, Kondisi tubuh yang sangat kurus kering
Sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Ahmad dan Baihaqi, dari Jabir radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi rukhshah atau keringanan bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais, ”Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab: “tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain.” Nabi bersabda, ”Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!”
Upaya-upaya orang tua untuk mengantisipasi anak dari ‘Ain:
1. Hendaklah orang tua membiasakan diri mereka membentengi anak-anaknya dari bahaya ‘ain dengan ruqyah-ruqyah (bacaan-bacaan) yang diajarkan dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam memohon perlindungan Allah untuk Hasan dan Husain dengan doa :
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Aku memohon perlindungan kepada Alloh untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat.” (HR Abu Daud)
2. Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad menyebutkan, hendaknya para orang tua tidak menampakkan suatu kelebihan yang menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya yang dikhawatirkan akan mengundang rasa iri atau kedengkian orang yang melihatnya.
3. Hendaklah para orang tua tidak berlebihan menceritakan kelebihan-kelebihan atau kebaikan-kebaikan anaknya yang tidak dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa iri dan dengkii siapa saja yang mendengarnya,kemudian berusaha melihatnya, hingga Allah menakdirkan terjadinya pengaruh buruk ‘Ain tersebut.
Agar pandangan tidak mencelakakan:
Penyakit ‘ain tidak hanya disebabkan oleh orang yang iri dan dengki terhadap sesuatu yang dipandangnya. Bahkan setiap mata yang memandang takjub terhadap sesuatu, dengan izin Allah juga bisa menyebabkan pengaruh buruk ‘ain walaupun orang tersebut tidak bermaksud menimpakan ‘ain. Bahkan ini terjadi pada para sahabat Nabi yang sudah terkenal akan kebersihan hati mereka.
Maka sunnah yang kita kerjakan ketika memandang sesuatu yang menakjubkan adalah :
1. Medoakan keberkahan pada apa yang dilihatnya
Rasullullah saw bersabda : “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar)”. (HR Ahmad).
Di antara cara mendoakan keberkahan terhada apa yang dilihatnya adalah :
بَارَكَ اللَّهُ فِيهِ (“Semoga Allah memberikan berkah padanya”)
2. Hendaklah mengucapkan :
مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ (“Sungguh atas kehendak Allohlah semua ini terwujud”)
Solusi bagi yang terkena ‘Ain
- Memandikan Pelaku ‘Ain
Jika pelakunya diketahui, maka hendaklah orang itu diperintahkan untuk mandi, kemudian orang yang terkena pengaruh mata itu mandi dengan bekas air mandi orang itu. Hal ini sebagaimana kisah sahabat nabi saw, Sahl bin Hunaif ra. yang terkena ‘ain (pandangan mata) Amir bin Rabi’ah. Maka nabi shollallohu alaihi wa sallam memerintahkan Amir bin Rabi’ah ra. untuk mandi dan sisa air mandinya diguyurkan pada Sahl bin Hunaif ra.
- Bisa juga pelaku ‘Ain cukup berwudlu saja dan kemudian air bekas wudlunya dipakai mandi oleh orang yang terkena ‘Ain, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
Bila anak sudah terkena pengaruh buruk ‘Ain :
- Memperbanyak membaca/ membacakan (bagi anak yang belum bisa membaca) “Qul Huwallohu Ahad” (surat al-Ikhlas), Al-Muawwidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas), al-Fatihah, ayat kursi, penutup surat al-Baqarah (dua ayat terakhir), dan mendoakan dengan doa-doa yang disyariatkan dalam ruqyah
- Membaca/ membacakan doa:
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
- “Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki. Mudah-mudahan Allah swt menyembuhkanmu. Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu.” (HR.Muslim)
0 comments