Amir Bin Abdillah

Posted by newydsui Wednesday, August 26, 2009 1 comments

Amir Bin Abdullah At-Tamimi
Ahli Ibadah dan Ahli Zuhud dari Bashrah


Berkata Alqamah bin Muriid (ulama Nejd), “Zuhud berakhir pada 8 orang, yang paling utama di antara mereka adalah Amir bin Abdullah ”Ia dilahirkan pada masa khalifah Umar di kota Bashrah, yaitu kota yang menjadi pos penyerangan kaum muslimin terhadap orang-orang Persia, untuk menyebarkan dakwah dan meninggikan kalimatullah di bumi.

Amir bin Abdullah At Tamimi Al Anbari adalah seorang yang berbadan tegap, panjang janggutnya, wajahnya bercahaya (karena amat sangat banyak beribadah), suci akhlaqnya dan dibesarkan dari sejak kecil dalam ketaqwaan kepada Allah.

Ketika ia beranjak dewasa, ia senantiasa ikut dalam peperangan yang dilakukan oleh para sahabat, kendatipun demikian ia tidak pernah bernafsu terhadap ghanimah (harta rampasan perang) berupa emas dan permata yang didapatkannya, ia sangat zuhud terhadap dunia dan berjihad semata-mata mengharap ridha Allah dan ia sangat memimpikan dapat gugur sebagai syahid.

Pemimpin Bashrah saat itu adalah seorang sahabat yang terkenal, Abu Musa al-Asy’ariy yang selalu memimpin langsung pertempuran-pertempuran kaum muslimin, maka Amir selalu mengikuti Abu Musa dan tak pernah jauh dari beliau. Setiap hari ia membagi waktunya menjadi 3 bagian: Mengajar Islam di mesjid Bashrah, berkhalwat (menyendiri) di malam hari untuk bersujud dan berjihad fi sabilillah dengan pedangnya. Sehingga ia digelari: ‘Abidil Bashrah wa zaahidihaa… (Ahli Ibadah dan Ahli Zuhud dari Bashrah(

Pada setiap malam dalam peperangannya, saat para pasukan telah terlelap, ia selalu menyendiri shalat lalu dengan berlinangan airmata ia merintih: “Ilahi Engkau telah menciptakanku dengan ketentuan-Mu… Dan telah Engkau tempatkan aku dalam cobaan dunia ini… Lalu Engkau katakan dalam firman-Mu: Bersabarlah! Maka bagaimana aku dapat bersabar dari kelembutan-Mu… Illahi Engkau Maha Mengetahui, jika seluruh dunia ini ada yang memintanya dariku niscaya akan kuberikan seluruhnya… Duhai betapa aku cinta kepada-Mu, maka mudahkanlah aku dari musibah yang menimpaku ini, relakan aku atas qadha’-Mu, sungguh aku tak peduli dengan yang lain wahai Kekasih, selain cinta-Mu padak.."

Lalu ia terus shalat dan berdoa sampai Shubuh, ketika hampir Shubuh ia berdoa lagi: “Ilahi, shubuh telah tiba, dan orang-orang telah mulai bangun untuk mencari rizqi-Mu, dan tiap mereka berhajat kepada-Mu… Adapun hajat Amir kepada-Mu hanyalah ampunan-Mu… Ya Allah, kabulkanlah hajatku dan hajat mereka…"

Ia adalah benar-benar bagaikan ‘Ubbadun bil Lail wa Fursanun bin Nahar… (Ahli Ibadah di malam hari karena banyaknya beribadah dan menangis dan penunggang kuda di siang hari sebab selalu terdepan di medan jihad). Ia selalu berpesan pada teman-temannya di medan jihad, “Aku minta pada kalian 3 permintaan dan jangan kalian tolak, pertama aku ingin menjadi pelayan kalian yang menyediakan semua kebutuhan kalian, kedua aku ingin terus menjadi mu’azzin kalian setiap waktu shalat, dan ketiga aku ingin menafkahi semua kebutuhan kalian dengan uangku semampuku.”
Ketika kaum muslimin berhasil mengalahkan kerajaan Persia maka berlimpahlah berbagai harta yang tak ternilai seperti mahkota-mahkota dan perhiasan dari emas dan berlian yang sangat indah dan mahal ke tangan kaum muslimin yang sangat miskin saat itu. Amir bin Abdullah adalah orang pertama yang berhasil membuka gudang penyimpanan harta Maharaja Persia, lalu dibawanya semua itu kepada panglimanya Qa’qa bin Amru sambil berkata, “Inilah semua simpanan kekayaan raja-raja Persia yang terbaik.” Maka Qa’qa memandangnya seakan tak percaya, maka kata Amir, “Demi Allah, semuanya ini tak berharga bagiku walaupun seujung kukuku ini.”

Walaupun ia adalah seorang mujahid yang selalu bertempur melawan berbagai pasukan kuffar, tetapi ia sangat pengasih dan penyantun. Pernah suatu ketika ia melihat seorang Ahlu Dzimmah (orang kafir yang tunduk pada peraturan negara Islam) yang dianiaya, maka ditamparnya orang yang menganiaya itu, sehingga iapun dikeroyok beramai-ramai dan dicekik lehernya, sambil terengah-engah menahan mereka ia berkata, “Wallahi! Jangan sekali-kali berani mengusik Dzimmah ar-Rasul selama aku masih hidup…"

Sebagai seorang yang sangat zuhud ia senantiasa berpesan agar jangan sekali-kali mendekati pintu para penguasa, karena hal itu ia difitnah oleh para penjilat penguasa sehingga mengakibatkannya diusir oleh khalifah agar ia pindah ke Syam (sekarang Suriah dan Yordania). Sekalipun demikian ia tidak pernah marah, bahkan ia selalu berdoa: “Allahumma, siapapun yang telah mendustakan aku dan menyebabkan keluarnya aku dari kota ini dan memisahkanku dari sahabat-sahabatku telah kumaafkan. Maka berilah mereka ‘afiah (keselamatan) di dunia dan akhirat mereka, dan matikanlah kami dalam ampunan, rahmat dan ‘afwah-Mu…"

Ia sering menangis tiba-tiba, sambil mengulang kata-katanya: “Aku takut akan menyesal, pada hari dimana tidak berguna lagi harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat…"

Amir bin Abdullah at-Tamimi wafat di bumi kiblat pertama kaum muslimin Palestina. Ketika akan wafat ia berkata sambil berlinangan air mata, “Alangkah panjangnya jalan dan alangkah sedikitnya bekal…” Semoga Allah merahmatinya, amiin…

Disarikan dari kitab, SUAR MIN HAYATI TABI’IN (DR Abdurrahmnan Rif’at Basya) Al-Ikhwan.net, http://lauthfi.wordpress.com

Fatwa-fatwa seputar wanita dan Ramadhan

Qodho (Mengganti) Puasa yang Tertunda

Soal:

Beberapa tahun yang lalu saya berbuka pada hari-hari haid dan saya belum sempat mengqodhonya sampai sekarang. Padahal sudah beberapa tahun silam, dan (kini) saya ingin mengqodho tanggungan puasa saya, tetapi saya tidak ingat berapa hari yang haru saya bayar. Apa yang harus saya lakukan?

Jawab:

Wajib bagimu melakukan tiga perkara:

Pertama: Taubat kepada Allah Ta’ala dari kesalahan ini (menunda-nunda qodho’ puasa) serta menyesali perbuatan ini dan bertekad untuk tidak mengulanginya, berdasarkan firman Allah Ta’ala:

“…Dan bertaubatlah kepada Allah wahai orang-orang yang beriman agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur [24]:31)

Sedangkan menunda kewajiban ini adalah maksiat dan bertaubat kepada Allah Ta’ala adalah wajib.

Kedua: Segera berpuasa sesuai dengan yang diyakini, karena Allah tidak membebani hamba melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Karenanya, yang engkau yakini bahwasannya engkau meninggalkan hari-hari yang menjadi tanggunganmu, itulah yang engkau bayar. Apabila kamu meyakini sepuluh hari, maka hendaklah puasa sepuluh hari, dan jika engkau meyakini bahwasannya itu lebih atau kurang, maka hendaklah engkau berpuasa sesuai dengan keyakinanmu itu. Ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

“Allah tidak membebani hamba kecuali dengan kesanggupannya…” (Qs. Al-Baqarah [2]:28)

dan firman Allah Ta’ala:

“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian…” (Qs. At-Taghabun [64]:6)

Ketiga: Memberi makan seorang fakir miskin setiap harinya jikalau engkau mampu melakukannya dengan memberikan semuanya walaupun kepada satu orang miskin. Adapun jika engkau tidak mampu, maka tidak ada kewajiban apapun bagimu selain puasa dan taubat. Dan memberi makan yang wajib kepada setiap harinya ½ sha’ dari makanan pokok suatu daerah dan ukurannya 1½ kg bagi orang yang mampu. (Fatwa Syaikh Abdul Aziz Abdullah bin Baz)


Berpuasa Setelah Suci dari Nifas

Soal:

Jika seorang wanita mendapat kesuciannya dari nifas dalam satu pekan, kemudian ia berpuasa bersama kaum muslimin di bulan Ramadhan selama beberapa hari. Kemudian (ternyata) darah itu keluar lagi. Apakah ia harus meninggalkan puasa dalam situasi seperti ini? Dan apakah ia harus mengqadha hari-hari puasa yang ia jalani selama beberapa hari tersebut dan hari-hari puasa yang ia tinggalkan?

Jawab:

Jika seorang wanita mendapat kesuciannya dari nifas sebelum 40 hari lalu ia puasa beberapa hari, kemudian darah itu keluar lagi sebelum 40 hari, maka puasanya sah. Dan hendaknya ia meninggalkan shalat dan puasa pada hari-hari ketika darah itu keluar lagi karena darah itu dianggap darah nifas hingga ia suci atau hingga sempurna 40 hari.

Dan jika telah mencapai 40 hari, maka wajib baginya untuk mandi walaupun darah itu masih tetap keluar, karena 40 hari adalah akhir masa nifas menurut pendapat yang paling benar di antara dua pendapat ulama. Dan setelah itu, hendaknya ia berwudhu untuk setiap waktu shalat hingga darah itu berhenti mengalir darinya, sebagaimana yang diperintahkan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam kepada wanita yang mustahadhah (mengluarkan darah istihadhah) dan boleh bagi suaminya untuk mencampurinya setelah 40 hari walaupun ia masih mengeluarkan darah, karena darah dan kondisi yang demikian adalah darah rusak (darah istihadhah) yang tidak menghalangi seorang wanita untuk shalat dan puasa serta tidak menghalangi suaminya untuk menggauli istrinya pada saat itu. Akan tetapi jika keluarnya darah itu sesuai dengan masa haidhnya, maka ia harus meninggalkan shalat dan puasa karena ia dianggap darah haidh.(Kitab ad Da’wah, Syaikh ibn Baz)

Tidak Mampu Meng-qadha Puasa

Soal:

Saya seorang wanita yang sakit. Saya tidak berpuasa beberapa hari di bulan Ramadhan yang lalu dan karena sakit yang saya alami, saya tidak dapat mengqadha puasa. Apa yang harus saya laukan sebagai kaffarah-nya? Dan saya tidak mampu berpuasa di bulan Ramadhan tahun ini, apakah yang harus saya lakukan?

Jawab:

Orang sakit yang menyebabkan sulit baginya untuk berpuasa disyariatkan untuk tidak berpuasa, lalu jika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberinya kesembuhan, maka ia harus mengqadha puasanya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (Qs. al-Baqarah [2]: 185)

Dan anda boleh tidak berpuasa di bulan Ramadhan ini jika Anda masih dalam kondisi sakit, karena tidak berpuasa merupakan keringanan (rukhshah) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi orang yang sakit serta bagi orang sedang dalam perjalanan (musafir). Dan Allah Subhananhu wa Ta’ala suka jika rukhshah-Nya dijalankan, sebagaimana Allah benci jika perbuatan maksiat dilakukan. Kemudian Anda tetap diwajibkan untuk mengqadha puasa, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi Anda kesembuhan dan memberi kita semua ampunan atas dosa yang telah kita perbuat.” (Fatawa ash-Shiyam)

Maraji’:
Majalah Al Furqon Edisi 4 Dzul Qo’dah 1427 H
Majalah Al Furqon Edisi 2 tahun V 1426 H
Majalah Nikah edisi khusus, Volume 3 tahun 2004
Majalah Nikah edisi kusus, Volume 4 no. 7 tahun 2005
www.muslimah.or.id

Liberalisme, Kotoran dibungkus emas

Posted by newydsui Tuesday, August 25, 2009 0 comments

LIBERALISMEKOTORAN YANG DIBUNGKUS EMAS
Oleh : Tengku Azhar, Lc.

Prolog
Islam adalah dien al-haq yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasul-Nya yang terakhir Muhammad, “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” [QS. Al-Fath: 28]; Sebagai rahmat bagi semesta alam, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [QS. Al-Anbiya: 107]; Dan sebagai satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” [QS. Ali-Imran: 19].
Islam adalah agama yang utuh yang mempunyai akar, dimensi, sumber dan pokok-pokok ajarannya sendiri.
Siapa yang konsisten dengannya maka ja termasuk Al-Jama’ah atau Firqah Najiyah (kelompok yang selamat) dan yang keluar atau menyimpang darinya maka ja termasuk firqaih-firqah yang halikah (kelompok yang akan binasa). Diantara firqah halikah adalah firqah Liberaliyah. Liberaliyah adalah sebuah paham yang berkembang di Barat dan memiliki asumsi, teori dan pandangan hidup yang berbeda.
Dalam tesisnya yang berjudul “Pemikiran Politik Barat” Ahmad Suhelani, MA, menjelaskan prinsip-prinsip pemikiran ini. Pertama, prinsip kebebasan individual. Kedua, prinsip kontrak sosial. Ketiga, prinsip masyarakat pasar bebas. Keempat, meyakini eksistansi Pluralitas Sosio-Kultural dan Politik Masyarakat. [Gado-Gado Islam Liberal; Sabili no 15 Thn IX/81] Islam dan Liberal adalah dua istilah yang antagonis, saling berhadap-hadapan tidak mungkin bisa bertemu. Namun demikian ada sekelompok orang di Indonesia yang rela menamakan dirinya dengan Jaringan Islam Liberal (JIL). Suatu penamaan yang “pas” dengan orang-orangnya atau pikiran-pikiran dan agendanya.
Islam adalah pengakuan bahwa apa yang mereka suarakan adalah haq tetapi pada hakikatnya suara mereka itu adalah bathil karena liberal tidak sesuai dengan Islam yang diwahyukan dan yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, akan tetapi yang mereka suarakan adalah bid’ah yang ditawarkan oleh orang-orang yang ingkar kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka, dalam makalah ini akan kita uraikan sanad (asal usul) firqah liberal (kelompok Islam Liberal atau Kelompok kajian utan kayu), visi, misi agenda dan bahaya mereka.
Asal Usul Kelompok Liberal
Islam liberal menurut Charless Kurzman muncul sekitar abad ke-18 dikala kerajaan Turki Utsmani Dinasti Shafawi dan Dinasti Mughal tengah berada digerbang keruntuhan. Pada saat itu tampillah para ulama untuk mengadakan gerakan pemurnian, kembali kepada al-Qur’an dan sunnah.
Pada saat ini muncullah cikal bakal paham liberal awal melalui Syah Waliyullah (India, 1703-1762). Menurutnya, Islam harus mengikuti adat lokal suatu tempat sesuai dengan kebutuhan penduduknya. Hal ini juga terjadi di kalangan Syi’ah. Aqa Muhammad Bihbihani (Iran, 1790) mulai berani mendobrak pintu ijtihad dan membukanya lebar-lebar. Ide ini terus bergulir. Rifa’ah Rafi’ al-Tahtawi (Mesir, 1801-1873) memasukkan unsur-unsur Eropa dalam pendidikan Islam. Shihabuddin Marjani (Rusia, 1818-1889) dan Ahmad Makhdun (Bukhara, 1827-1897) memasukkan mata pelajaran sekuler kedalam kurikulum pendidikan Islam [Charless Kurzman: xx-xxiii]. Di India muncul Sir Sayyid Ahmad Khan (1817-?) yang membujuk kaum muslimin agar mengambil kebijakan bekerja sama dengan penjajah Inggris. Pada tahun 1877 ja membuka suatu kolese yang kemudian menjadi Universitas Aligarh (1920). Sementara Amir Ali (1879-1928) melalui buku The Spirit of Islam berusaha mewujudkan seluruh nilai liberal yang dipuja di Inggris pada masa Ratu Victoria. Amir Ali memandang bahwa Nabi Muhammad adalah Pelopor Agung Rasionalisme [William Montgomery Waft: 132].
Di Mesir muncullah M. Abduh (1849-1905) yang banyak mengadopsi pemikiran mu’tazilah berusaha menafsirkan Islam dengan cara yang bebas dari pengaruh salaf. Lalu muncul Qasim Amin (1865-1908) kaki tangan Eropa dan pelopor emansipasi wanita, penulis buku Tahrir al-Mar’ah. Lalu muncul Ali Abd. Raziq (1888-1966).
Lalu yang mendobrak sistem khilafah, menurutnya Islam tidak memiliki dimensi politik karena Muhammad hanyalah pemimpin agama. Lalu diteruskan oleh Muhammad Khalafullah (1926-1997) yang mengatatan bahwa yang dikehendaki oleh Al-Qur’an hanyalah sistem demokrasi tidak yang lain [Charless: xxi,l8].
Di Al-Jazair muncul Muhammad Arkoun (lahir 1928) yang menetap di Perancis, ia menggagas tafsir Al-Quran model baru yang didasarkan pada berbagai disiplin Barat seperti dalam lapangan semiotika (ilmu tentang fenomena tanda), antropologi, filsafat dan linguistik. Intinya Ia ingin menelaah Islam berdasarkan ilmu-ilmu pengetahuan Barat modern dan ingin mempersatukan keanekaragaman pemikiran Islam dengan keanekaragaman pemikiran di luar Islam. [Mu’adz, Muhammad Arkoun. Anggitan tentang cara-cara tafsir Al-Qur’an, Jurnal Salam vol.3 No. 1/2000 hal 100-111; Abd. Rahman al-Zunaidi: 180; Willian M Watt: 143].
Di Pakistan muncul Fazlur Rahman (lahir 1919) yang menetap di Amerika dan menjadi guru besar di Universitas Chicago. Ia menggagas tafsir konstekstual, satu-satunya model tafsir yang adil dan terbaik menurutnya. Ia mengatakan Al-Qur’an itu mengandung dua aspek: legal spesifik dan ideal moral, yang dituju oleh Al-Qur’an adalah ideal moralnya karena itu ia yang lebih pantas untuk diterapkan [Fazhul Rahman: 21; William M. Watt: 142-143]. Di Indonesia muncul Nurcholis Madjid (murid dari Fazlur Rahman di Chicago) yang memelopori gerakan firqah liberal bersama dengan Djohan Efendi, Ahmad Wahid dan Abdurrahman Wachid [Adiyan Husaini dalam makalah Islam Liberal dan misinya menukil dari Greg Barton, Sabili no. 15: 88]. Nurcholis Madjid telah memulai gagasan pembaruannya sejak tahun l970-an. Pada saat itu ia telah rnenyuarakan pluralisme agama dengan menyatakan: “Rasanya toleransi agama hanya akan tumbuh di atas dasar paham kenisbian (relativisme) bentuk-bentuk formal agama ini dan pengakuan bersama akan kemutlakan suatu nilai yang universal, yang mengarah kepada setiap manusia, yang kiranya merupakan inti setiap agama” [Nurcholis Madjid: 239].
Lalu sekarang muncullah apa yang disebut JIL (Jaringan Islam Liberal) yang menghasung ide-ide Nurcholis Madjid dan para pemikir-pemikir lain yang cocok dengan pikirannya. Demikian sanad Islam Liberal menurut Hamilton Gibb, William Montgomery Watt, Chanless Kurzman dan lain-lain. Akan tetapi kalau kita urut maka pokok pikiran mereka sebenarnya lebih tua dari itu. Paham mereka yang rasionalis dalam beragama kembali pada guru besar kesesatan yaitu Iblis La’natullah ‘alaih. (Ali Ibn Abi aI-’Izz: 395). Karena itu, JIL bisa diplesetkan dengan “Jalan Iblis Laknat”. Sedang paham sekuleris dalam bermasyarakat dan bernegara berakhir sanadnya pada masyarakat Eropa yang mendobrak tokoh-tokoh gereja yang melahirkan moto Render Unto The Caesar what The Caesar’s and to the God what the God’s (Serahkan apa yang menjadi hak Kaisar kepada kaisar dan apa yang menjadi hak Tuhan kepada Tuhan) [Muhammad Imarah: 45].
Agenda Dan Gagasan Firqah Liberal
Dalam tulisan berjudul “Empat Agenda Islam Yang Membebaskan; Luthfi Asy-Syaukani, salah seorang penggagas JIL yang juga dosen di Universitas Paramadina Mulya memperkenalkan empat agenda Islam Liberal. Pertama, Agenda politik. Menurutnya urusan negara adalah murni urusan dunia, sistem kerajaan dan parlementer (demokrasi) sama saja; Kedua, Mengangkat kehidupan antar agama. Menurutnya perlu pencarian teologi pluralisme mengingat semakin majemuknya kehidupan bermasyarakat di negeri-negeri Islam; Ketiga, Emansipasi wanita; dan Keempat, Kebebasan berpendapat (secara mutlak). Sementara dari sumber lain kita dapatkan empat agenda mereka adalah. [1]. Pentingnya konstekstualisasi ijtihad [2]. Komitmen terhadap rasionalitas dan pembaruan [3]. Penerimaan terhadap pluralisme sosial dan pluralisme agama-agama [4]. Permisahan agama dari partai politik dan adanya posisi non-sektarian negara [Lihat Greg Bertan, Gagasan Islam Liberal di Indonesia, Pustaka Antara Paramadina 1999: XXI]
Bahaya Firqah Liberal
[1]. Mereka tidak menyuarakan Islam yang diridhai oleh Allah, tetapi menyuarakan pemikiran-pemikiran yang diridhai oleh Iblis, Barat dan pan Thaghut lainnya.
[2]. Mereka lebih menyukai atribut-atribut fasik dari pada gelar-gelar keimanan karena itu mereka benci kepada kata-kata jihad, sunnah, salaf dan lain-lainnya dan mereka rela menyebut Islamnya dengan Islam Liberal. Allah berfirman yang artinya, “Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman”. [QS. Al-Hujurat: 11]
[3]. Mereka beriman kepada sebagian kandungan Al-Qur’an dan meragukan kemudian menolak sebagian yang lain, supaya penolakan mereka terkesan sopan dan ilmiyah mereka menciptakan “jalan baru” dalam menafsirkan Al-Qur’an. Mereka menyebutnya dengan Tafsir Kontekstual, Tafsir Hermeneutik, Tafsir Kritis dan Tafsir Liberal. Sebagai contoh, Musthofa Mahmud dalam kitabnya Al-Tafsir Al-Ashri-li Al-Qur’an menafsirkan ayat (Faqtha‘û aydiyahumâ) dengan “maka putuslah usaha mencuri mereka dengan memberi santunan dan mencukupi kebutuhannya.” [Syaikh Mansyhur Hasan Salman, di Surabaya, Senin 4 Muharram 1423]. Dan tafsir seperti ini juga diikuti juga di Indonesia. Maka pantaslah mengapa Rasulullah bersabda, “Yang paling saya khawatirkan atas adaalah orang munafik yang pandai bicara. Dia membantah dengan Al-Qur’an.” Orang-orang yang seperti inilah yang merusak agama ini. Rasulullah bersabda “Mereka mengklaim diri mereka sebagai pembaharu Islam padahal merekalah perusak Islam, mereka mengajak kepada kepada Al-Qur’an padahal merekalah yang mencampakkan Al-Qur’an” Mengapa demikian? Karena mereka bodoh terhadap sunnah. [Lihat Ahmad Umar al-Mahmashani: 388-389]
[4]. Mereka menolak paradigma keilmuwan dan syarat-syarat ijtihad yang ada dalam Islam, karena mereka merasa rendah berhadapan dengan budaya barat, maka mereka melihat Islam dengan hati dan otak orang Barat.
[5]. Mereka tidak mengikuti jalan yang ditempuh oleh Nabi, para shahabatnya dan seluruh orang-orang mukmin. Bagi mereka pemahaman yang hanya mengandalkan pada ketentuan teks-teks normatif agama serta pada bentuk-bentuk Formalisme Sejarah Islam paling awal adalah kurang memadai dan agama ini akan menjadi agama yang ahistoris dan eksklusif (Syamsul Arifin; Menakar Otentitas Islam LiberaL .Jawa Pos 1-2-2002). Mereka lupa bahwa sikap seperti inilah yang diancam oleh Allah: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudahjelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” [QS. An-Nisaa’ 115].
[6]. Mereka tidak memiliki ulama dan tidak percaya kepada ilmu ulama. Mereka lebih percaya kepada nafsunya sendiri, sebab mereka mengaku sebagai “pembaharu” bahkan “super pembaharu” yaitu neo modernis. Allah berfirman yang artinya, “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman,’ mereka menjawab, ‘Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman.’ Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. [QS. Al-Baqarah 11-13]
[7]. Kesamaan cita-cita mereka dengan cita-cita Amerika, yaitu menjadikan Turki sebagai model bagi seluruh negara Islam. Prof. Dr. John L. Esposito menegaskan bahwa Amerika tidak akan rela sebelum seluruh negara-negara Islam tampil seperti Turki.
[8]. Mereka memecah belah umat Islam karena gagasan mereka adalah bid’ah dan setiap bid’ah pasti memecah belah.
[9]. Mereka memiliki basis pendidikan yang banyak melahirkan pemikir-pemikir liberal, memiliki media yang cukup dan jaringan internasional dan dana yang cukup.
(10)Mereka tidak memiliki manhaj yang jelas sehingga gagasannya terkesan “asbun” dan asal “comot” . Lihat saja buku Charless Kurzman, Rasyid Ridha yang salafi (revivalis) itupun dimasukkan kedalam kelompok liberal, begitu pula Muhammad Nashir (tokoh Masyumi) dan Yusuf Al-Qardhawi (tokoh Ihwan Al-Muslimin). Bahayanya adalah mereka tidak bisa diam, padahal diam mereka adalah emas, memang begitu berat jihad menahan lisan. Tidak akan mampu melakukannya kecuali seorang yang mukmin. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengucapkan yang baik atau hendaklah ia diam.” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim] (Lihat Husain Al-Uwaisyah: 9 dan seterusnya]. Ahlul batil selain menghimpun kekuatan untuk memusuhi ahlul haq. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” [QS. Al-Anfaal: 73] Sementara itu Ustadz Hartono Ahmad Jaiz menyebut mereka berbahaya sebab mereka itu “sederhana” tidak memiliki landasan keilmuwan yang kuat dan tidak memiliki aqidah yang mapan.Wallahu A’lamu bish Shawab
Reference:
1. Bahaya Islam Liberal, http://www.ikhwan-interaktif.com/
2. Majalah As-Sunnah Edisi 04/VI/1423 H/2002 M.
3. Kerancuan Pemikiran Islam Liberal, Ibnu Dzulhadi.
4. Liberalisasi Pemikiran Islam, DR. Hamid Fahmi Zarkasy.5. Dan lain-lain.

Tips sehat shaum

Posted by newydsui 1 comments

Enam Tips Sehat Shaum

Menjalankan ibadah shaum adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim, namun jika ditilik dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat. Tapi tentu saja jika itu dijalankan dengan aturan yang benar dan tidak asal-asalan. Bagaimana memadukan antara ibadah dan mendapatkan manfaat bagi kesehatan kita?

1. Jangan Tinggalkan Sahur.
Sahur merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah shaum Ramadhan yang sangat disarankan, dalam sebuah Hadist disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda "Sahurlah kamu, karena dalam sahur itu terdapat berkah yang besar". Kenapa sahur penting bagi kita yang menjalankan shaum?, Saat menjalankan shaum tubuh kita tidak mendapatkan asupan gizi kurang lebih selama 14 jam. Untuk itu supaya tubuh dapat menjalankan fungsi dengan baik, sel-sel tubuh membutuhkan gizi dan energi dalam jumlah cukup.
Untuk menu sahur sebaiknya pilih makanan berserat dan berprotein tinggi, tapi hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis.Banyak makan makanan manis disaat sahur akan membuat anda cepat lapar di siang hari. Makanan manis membuat tubuh bereaksi melepaskan insulin secara cepat, insulin berfungsi memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Sedangkan makan makanan berserat membuat proses pencernaan lebih lambat dan membantu insulin dikeluarkan secara bertahap. Untuk membuat energi dari sahur tahan lama, bersahurlah lebih akhir saat mendekati imsak, dan itu adalah sunnah.

2. Jangan Tunda Berbuka
Setelah seharian menahan lapar dan dahaga tentunya energi kita terkuras, untuk memulihkan energi kembali, saat berbuka makanlah karbohidrat sederhana yang terdapat dalam makanan manis. Makanan yang mengandung gula mengembalikan secara instant energi kita yang terkuras seharian. Tetapi usahakan menghindari minum es atau yang bersoda, karena jenis minuman ini dapat membuat pencernaan tak berfungsi secara normal.

3. Makanlah Secara Bertahap
Biasanya begitu mendengar bedug magrib, tanpa tunggu lagi kita langsung menyantap habis hidangan yang disediakan diatas meja. Ini bukanlah pola yang bagus untuk kesehatan, setelah seharian perut kita tak terisi dan organ cerna beristirahat, sebaiknya jangan langsung menyantap hidangan dalam jumlah besar.
Saat tiba waktu berbuka makan makanan manis, seperti kolak, atau minum teh hangat, istirahatkan sesaat, bisa Anda gunakan jeda itu untuk menjalankan sholat magrib sambil memberi waktu organ cerna kita menyesuaikan. Baru setelah sholat Anda dapat lanjutkan kembali makan makanan yang lebih berat seperti nasi dan lauk-pauknya. Dan setelah Tarawih dilanjutkan lagi dengan sesi makan kecil atau camilan.

4. Jangan Tinggalkan Olahraga
Menjalankan shaum bukan berarti berhenti total berolahraga. Justru aktivitas fisik tetap dibutuhkan untuk menjaga kelancaran peredaran darah agar kita tidak mudah loyo. Namun untuk urusan ini pilih olahraga ringan yang tak membutuhkan energi berlebih, seperti lari-lari kecil atau jalan kaki. Sebaiknya lakukan olahraga menjelang waktu berbuka. Tarawih selain ibadah juga sebagai sarana menjaga kebugaran jasmani karena saat melakukan sholat tarawih sama dengan membakar kalori.

5. Konsumsi Cukup Air
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh. Lebih dari 60 % tubuh kita terdiri dari air. Untuk menjalankan fungsinya dengan baik setiap organ tubuh kita membutuhkan air.
Tanpa air yang cukup tubuh akan mengalami gangguan. Untuk itu perbanyak minum air untuk simpanan dalam tubuh supaya semua organ berfungsi dengan baik. Yang disebut air disini bukan hanya berupa air putih, tapi susu dan teh pun juga termasuk di dalamnya. Supaya kebutuhan tubuh tercukupi, aturlah agar Anda minum delapan gelas air sebelum menjalani puasa esok hari.

6. Kendalikan Emosi
Rasulallah bersabda bahwa shaum itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga menahan nafsu. Dengan kata lain tujuan shaum adalah memanage emosi, belajar bersabar dan berupaya mendekatkan diri kepada Allah. Secara psikologis ini mempengaruhi mental-spiritual kita, dengan mengendalian emosi membuat jiwa kita tumbuh lebih sehat, dan merasakan kedekatan dengan Allah membuat hati kita damai. (dinukil dari http://www.kapanlagi.com/ dengan sedikit perubahan)

About Me

My Photo
newydsui
Adalah lembaga independent yang mengurusi masalah zakat, infaq dan shodaqoh dari para donatur yang ikhlas memberikan donasinya sebagai kontribusinya terhadap da'wah islamiyah diwilayah kota solo pada khususnya dan indonesia pada umumnya.
View my complete profile

Followers